Tentu saja target ini tak bisa dicapai bila pemerintah hanya bekerja sendiri. Perusahaan dan masyarakat umum juga wajib bergotong royong agar target tersebut jadi nyata.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2013 ada hampir 3,5 juta perusahaan di Indonesia. Sebanyak 23.941 di antaranya masuk skala usaha besar dan sedang. Jika semua perusahaan ini turut berkontribusi, jumlah emisi yang ditekan tentu akan cukup besar.
Perlu diketahui, emisi berasal dari berbagai sebab, mulai pembakaran bahan bakar fosil, aktivitas peternakan, limbah, kebakaran hutan, sampai penggunaan khloroflorokarbon (CFC) pada kulkas atau air conditioner (AC).
Mengubah perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan dapat menjadi kunci utama. Menggunakan peralatan elektronik ramah lingkungan di kantor patut jadi pertimbangan.
Sebaiknya kulkas dan AC sudah tidak menggunakan CFC. Kontribusi ini cukup berdampak memperbaiki lapisan ozon pelindung bumi. Sejak Protokol Montreal yang melarang penggunaan CFC pada 1987 ditandatangani, penipisan lapisan ozon di atas Antartika mulai pulih.
Dibanding pada 2000, Tim peneliti dari AS mendapati lubang ozon menyempit sampai 4 juta km persegi atau seluas India pada September 2015.
Selain itu, penggunaan kertas perlu ditekan pula. Simpan dokumen dalam bentuk soft copy tanpa perlu di-print berulang-ulang. Jika perlu, scan saja dokumen-dokumen tersebut dan simpan dalam file aman.
Selain ramah lingkungan, menyimpan dokumen dengan cara itu lebih menghemat ruang. Tumpukan kertas mudah tercecer sehingga membutuhkan tempat penyimpanan khusus.
Sering kali, perusahaan membutuhkan pemindaian cepat dalam jumlah banyak. Tenang, sekarang sudah ada scanner khusus berkecepatan tinggi yang dirancang mampu memindai ribuan dokumen, misalnya Brother Printer PDS-5000 dan PDS-6000.
Kecepatan memindai PDS-5000 mencapai 60 page per minute (ppm), sedangkan PDS-6000 memiliki kecepatan hingga 80 ppm. Scanner ini juga dirancang mampu memindai sampai 6.000 halaman.
Selain peralatan, perusahaan bisa pula mengampanyekan gaya hidup ramah lingkungan pada karyawan, berawal dari hal-hal sederhana. Misalnya, pada hari-hari tertentu karyawan didorong menumpang kendaraan umum atau menggunakan alat transportasi tak berpolusi seperti sepeda untuk berangkat ke kantor.
Siap berkontribusi mengurangi jumlah emisi bumi? (Kompas.com/Adhis Anggiany Putri S)
Berita ini sudah pernah dimuat di Kompas.com, Kamis, 26 Januari 2017, dengan judul "Ngeri, Jangan Sampai "Neraka" Turun ke Bumi!"