TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Walaupun hubungan diplomatiknya seringkali diwarnai dengan suasana tegang, nyatanya Turki dan Israel memiliki hubungan yang sangat erat dalam berbagai bidang.
Salah satunya adalah dalam kerjasama pertahanan.
Israel melalui IMI (Israeli Military Industries) adalah pemasok sistem peningkatan kemampuan bagi tank M60A1 Patton yang dimiliki dalam jumlah ratusan unit oleh AD Turki.
Israel sudah sangat berpengalaman dalam menggunakan varian tank M60, yang besar jasanya dalam perang Yom Kippur.
IMI sendiri mengembangkan M60 secara mandiri dan keluar dari ketergantungannya kepada AS dengan merilis M60 yang dilengkapi dengan kit balok reaktif ERA Blazer.
Hal itu menjadikannya tank pertama dengan sistem pelindung yang awalnya jamak di Blok Timur.
IMI kemudian merilis upgrade M60 dalam bentuk Sabra, yang memiliki lini pengembangannya sendiri.
Niatan Turki meminang IMI untuk memodernisasi M60A1nya memang tak sebatas beli jadi.
Israel memang tidak pelit ilmu, karena dalam paket modernisasi tersebut IMI juga mentransfer kemampuan untuk mengembangkan sistem kendali penembakan Knight FCS, sehingga Turki dapat membuat versinya sendiri, Volkan FCS.
Paket modernisasi M60A1 Turki kemudian dikenal sebagai M60T (Turki) dan meliputi 170 unit M60A1 yang dimodifikasi, dengan pengerjaan dimulai pada tahun 2005.
M60T sendiri dikembangkan dengan berbasis pada Sabra Mk2. Perubahan yang dilakukan boleh dibilang cukup ekstensif karena mengganti mesin, transmisi, dan juga sistem senjata secara keseluruhan.
Dapur pacu M60A1 yakni AVDS-1790 yang dikenal boros dan kurang andal diganti dengan mesin Jerman MTU MT881 dan dikawinkan dengan sistem transmisi Renk R304S yang sudah menerapkan sistem transmisi otomatis.
Mesin MTU MT881 sendiri sudah dilisensi dan dibuat secara lokal oleh MTU Turk A.S.
Sistem persenjataan M60T dibenahi dengan pemasangan meriam 120 mm berulir mulus MG253 L44.