TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Serka (Mar) Siswadi mempercepat langkahhya saat dipanggil oleh pihak medis RSAL dr Ramelan Surabaya, Kamis (30/11/2017). Ia akan menjalani pemasangan tangan bionik.
Prajurit TNI AL ini mendapatkan tangan bionik di sisi kiri tubuhnya.
Perlahan, tangan robot ukuran hingga lengan ini disambungkan ke lengan bawah kiri Siswadi. Dalam waktu yang tidak begitu lama tangan robot ini pun tersambung.
"Alhamdilulillah. Tangan kiri saya bisa saya gerakkan," ucap Siswadi yang langsung meraih botol air mineral untuk diminum.
Baca: Duh! Stuntman-nya Luka Parah Hingga Sempat Koma, Demian Malah Unggah Foto Endorse!
Namun percobaan meminum air botol mineral dengan tangan robot itu gagal. Air yang sudah dalam keadaan terbuka tutup botolnya itu jatuh. Akhirnya dicoba lagi untuk menggenggam botol. Kali ini berhasil.
Baca: Penjelasan Kepala UPT Monas Soal Persiapan Tempat Untuk Reuni Akbar 212 Besok
Demikian ujicoba tangan robot Albiondi (Angkatan Laut Bionic Undip). Sekaligus tangan buatan ini diserahkan ke Siswadi. Tangan robot hasil riset dan pengembangan Undip Semarang bekerja sama dengan RSAL.
Tangan robot itu diserahkan dari Kepala RSAL dr Ramelan, Laksamana Pertama TNI dr Nalendra. Penyerahan ini disaksikan Irjen Kemenkes RI Purwadi dan Dahlan Iskan.
Anggota Marinir Siswadi itu pada 2015 telah lebih dulu dipasangi tangan robot sisi kanan. Namun tangan buatan Inggris ini harus ditebus dengan nilai lumayan tinggi, Rp 600 juta.
Karena mahalnya harga ini, RSAL bersama Undip mengembangkan riset dan teknologi Hands bionic sejak 2015. Tangan buatan ini tidak hanya untuk anggota TNI, tapi bagi penyandang disabilitas lain.
Kendala selama ini, tangan robot itu begitu mahal. Namun berkat teknologi buatan CBIOM3S Universitas Diponegoro Semarang itu harga tangan robot hanya Rp 100 juta.
"Karena mahal dan harus dari luar negeri, kemungkinan masyarakat tidak bisa menjangkaunya. Kami bersama Undip berkolaborasi agar tangan robot harganya bisa dijangkau," kata Nalendra.
Kedua tangan anggota Marinir TNI AL Siswadi sebelumnya lenyap karena risiko tugas. Pria yang tinggal di Perumahan TNI AL Candi Sidoarjo ini mengamankan granat yang gagal meledak.