Ivan melanjutkan, masih banyak masyarakat mengaggap angka keberhasilan program ini rendah.
Faktanya, tingkat keberhasilan program bayi tabung di dunia mencapai 32 persen. Sementara, di klinik Morula IVF Indonesia angka keberhasilan ini lebih tinggi, yakni sekitar 40-50 persen.
"Pasangan yang sulit mendapatkan keturunan tingkat keberhasilan melahirkan secara alamiah atau normal hanya lima persen per bulan. Angka itu bisa meningkat sepuluh kali lipat lewat bayi tabung," jelasnya.
4. Program Bayi Tabung Mahal
Banyak pasutri ragu menjalani program tersebut karena menganggap biayanya mahal. Padahal, jika dibandingkan dengan waktu dan uang yang dihabiskan selama mencari solusi lain tidaklah setimpal.
Ivan menyebut, biaya program bayi tabung di Morula IVF hanya naik sekira 40 persen sejak 1998, dari Rp 50juta menjadi Rp 70 juta.
"Banyak stigma bahwa program bayi tabung mahal. Nyatanya, sekalipun kurs dollar AS terus naik, biayanya justru kian terjangkau," kata Ivan
Ia menambahkan, kisaran biasa tersebut bahkan bisa lebih mudah bagi pasutri di usia muda, relatif di bawah 35 tahun.
"Range Rp 70 juta-Rp 80 juta itu yang membuat mahal adalah obat untuk merangsang hormon. Kalau pasangan lebih muda biasanya cost lebih sedikit," jelasnya.5. Kualitas Pelayanan Program Bayi Tabung di Indonesia Jelek
Sebagian masyarakat memilih menjalani program bayi tabung di luar negeri lantaran menganggap pelayanan kesehatan di Indonesia kualitasnya jelek.
Padahal, kualitas pelayanan dan teknologi yang digunakan di Indonesia sama saja dengan yang ada di negara lain, seperti Malaysia, Singapura dan Australia.
"Kami memiliki sertifikasi dari RTAC JAS-ANZ Australia dan teknologi terkini di Indonesia. Namun, masih banyak yang pergi keluar negeri, yang otomatis menambah biaya dan waktu," ucap Ivan.
Lebih dari 3.000 bayi tabung telah lahir melalui proses inseminasi dan bayi tabung di Morula IVF Indonesia. Angka ini berkontribusi sebanyak 40 persen dari layanan program bayi tabung di seluruh Indonesia.
"Morula IVF Indonesia sangat senang karena bisa sharing 3.000 bayi tabung. Ini artinya, kami bisa memberikan pelayanan yang baik, tidak hanya di Indonesia tapi juga pasien dari luar negeri. Sekarang ini, 15 persen pasien kami berasal dari luar daerah juga dari luar negeri," pungkasnya.(*)