"Lokasi kejadian tsunami yang parah berada di Talise, lebih dari 200 mayat ditemukan," kata Hamzah.
Baik di titik tertinggi maupun titik terendah, tsunami menerjang pantai, menghantam permukiman, hingga gedung-gedung dan fasilitas umum.
Hamzah melihat ada penurunan muka tanah terutama di daerah Jembatan Ponulele dan di masjid terapung di pinggir laut yang saat ini terendah air.
"Kemungkinan di sana juga terjadi lateral spreading," katanya.
Baca: Ceritakan Kondisi Usai Gempa-Tsunami Palu, Nurrani Istri Iqbaal Sebut Bau Tak Sedap Dimana-mana
Banyak studi penelitian tentang Sesar Palu Koro.
Menurutnya, sesar tersebut merupakan patahan aktif di Indonesia dengan pergerakan sekitar 44 milimeter per tahun.
Patahan Palu Koro memotong wilayah Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
ITB sendiri memulai fokus dalam penelitian tentang sesar Palu Koro pada 2012, hasilnya telah disampaikan kepada pemerintah daerah setempat, BNPB, dan staf ahli kepresidenan.
Secara historis, kata Hamzah penduduk setempat sudah mengetahui tentang gempa, tsunami dan likuefaksi dengan bahasa-bahasa lokal di sana.
"Setelah survei ini, perlu dilakukan kajian pemetaan bahaya tsunami dan dipertimbangkan dalam penataan ruang. Dibangun suatu bangunan yang akrab terhadap bahaya tsunami," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pulang Survei, Ahli ITB Ungkap Kejadian 6 Menit Jelang Tsunami Palu"