TRIBUNNEWS.COM - TSUNAMI setinggi 1,9 meter telah menerjang pesisir pantai Banten pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian menyatakan bahwa bencana itu merupakan tsunami setelah mendapatkan data dari 4 stasiun pengamatan pasang surut di sekitar Selat Sunda pada waktu kejadian, pukul 21.27 WIB.
Korban pun untuk sementara tercatat 222 orang meninggal dunia, 584 orang luka-luka dan 20 orang hilang dan jumlah itu masih bertambah.
Untuk penyebabnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono ungkap ada dua alasan.
Yakni karena aktivitas erupsi anak gunung Krakatau dan gelombang tinggi akibat faktor cuaca di perairan Selat Sunda.
Jika terjadi bencana alam seperti ini, hal yang paling perlu untuk diketahui adalah cara menyelamatkan diri.
Namun, sebelumnya perlu diketahui tanda-tanda alam saat tsunami diperkirakan hendak terjadi guna menyiapkan upaya penyelamatan diri.
1. Gempa Besar
Salah satu penyebab utama tsunami adalah gempa bumi yang berpusat di bawah laut.
Jadi, jika Anda bertempat tinggal di sekitar pantai dan merasakan gempa besar atau lama (lebih dari satu menit), sebaiknya Anda bersiap dan langsung menyelamatkan diri.
Perlu diketahui bahwa Indonesia berada di wilayah Cincin Api (memiliki banyak gunung api dan merupakan titik pertemuan sejumlah lempeng bumi).
Oleh karenanya, kesiapsiagaan warganya atas ancaman gempa dan tsunami sangat diperlukan.
2. Air surut atau tidak?
Surutnya air laut adalah salah satu pertanda akan terjadinya tsunami, jika dasar perairan anjlok karena terjadinya gempa.
Setelah air tertarik ke laut, gelombang besar akan menerjang daratan membawa energi balasan.