Sementara kemampuannya bertahan dari serangan udara disediakan oleh rudal SAM 3K95 Kinzhal yang terpasang pada sel rudal vertikal.
Untuk pertahanan jarak dekat disediakan 6 unit AK-630 dan 8 unit Kashtan CIWS plus 32 rudal anti pesawat jarak dekat 3K87 Kortik, dan untuk melawan kapal selam tersedia RBU-12000 UDAV-1 Anti Submarine Rocket.
Secara teoritis kalau melihat pada daftar senjatanya, Admiral Kusnetzov tampil gahar dan menakutkan, dan memenuhi spektrum pertempuran seutuhnya.
Nyatanya, sejak keluar dari galangan, Admiral Kusnetzov lebih banyak istirahat di pangkalan karena beragam masalah yang menghadang.
Diluncurkan pada 1985, nyatanya proses pengerjaan begitu lambat dan baru pada 1989 kapal ini menjalankan ujicoba pendaratan pesawat.
Pelayaran perdana dilakukan sesudah Uni Soviet pecah, dan baru pada 1993 Admiral Kusnetzov menerima pesawat-pesawat tempurnya.
Setelah masa operasi yang relatif singkat, Admiral Kusnetzov mengalami kerusakan besar yang mengakibatkan harus dilakukannya proses refit ulang yang makan biaya pada 2007.
Proses perbaikan pada Admiral Kusnetzov sendiri tercatat lebih lama dibandingkan masa operasionalnya.
Saat operasional di laut lepas pun, kapal induk ini tidak bisa lepas dari tugboat yang bertugas menderek Admiral Kusnetzov apabila terjadi masalah di tengah laut.
Namun begitu, Admiral Kusnetzov tetap dipaksakan beroperasi pada akhir tahun, namun berbagai masalah terus menghantui.
Sebagai contoh, pada 2009 terjadi kebakaran akibat buruknya insulasi pada kabel-kabel dan menewaskan seorang kelasi yang keracunan karbon monoksida.
Toiletnya yang berfungsi hanya 25 buah, dan harus digunakan oleh 3.000 awak yang bertugas di Admiral Kusnetzov.
Mesinnya yang tidak efisien selalu menghasilkan asap yang sangat-sangat tebal, sehingga keberadaannya mudah ditemukan oleh pesawat pengintai, termasuk dalam perlintasannya menuju Laut Merah pada bulan Oktober 2016 ini.
Rusia sendiri tidak punya pilihan selain terus mengoperasikan Admiral Kusnetzov, betapapun tidak andalnya ‘kapal induknya’ yang satu ini.
Galangan Kapal Mykolaiv jatuh ke Ukraina sehingga kapal induk kedua yang baru setengah jadi dari kelas yang sama yaitu Varyagakhirnya dijual ke Tiongkok oleh Ukraina dan dimodifikasi sebagai Liaoning.