TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah alasan pemecatan Direktur Utama TVRI Helmy Yahya diungkap Ketua Dewan Pengawas (Dewas) TVRI Arif Hidayat Thamrin pada rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR.
Mulai dari mengejar share dan rating, siaran Liga Inggris, hingga yang tak kalah menarik buaya Afrika dalam tayangan Discovery Channel ikut dibahas dalam rapat tersebut.
"Realisasinya sekarang kita nonton Liga Inggris mungkin banyak yang suka. Discovery Channel kita nonton buaya di Afrika, padahal buaya di Indonesia barang kali akan lebih baik," ujar Arif di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Dari apa yang disampaikan Arif, tak dipungkiri buaya di Afrika dan buaya di Indonesia memang lain. Namun apa saja bedanya?
Buaya Afrika
1. Buaya nil (Crocodylus niloticus)
Salah satu buaya dari Afrika yang paling terkenal adalah buaya Nil. Buaya nil (Crocodylus niloticus) adalah salah satu dari empat spesies buaya yang dapat ditemukan di Afrika.
Reptil pemakan daging yang bisa hidup sampai 45 tahun itu termasuk spesies buaya terbesar kedua. Panjangnya bisa mencapai 5 meter dan bobot 226 kilogram.
Dilansir National Geographic, buaya nil kerap dijuluki sebagai pemakan manusia yang kejam.
Habitat buaya nil ada di air tawar. Banyaknya habitat buaya nil yang berdekatan dengan pemukiman penduduk membuat buaya nil sering bersinggungan dengan manusia.
Hal ini diperparah dengan pola makan buaya nil yang tanpa pandang bulu. Jika dia melihat manusia mencuci di tepian sungai, itu sama lezatnya dengan gerombolan rusa yang sedang bermigrasi.
Diperkirakan ada 200 orang meninggal setiap tahun karena buaya nil.
Untuk diketahui, buaya nil memiliki moncong besar dan warna kulitnya keabuan gelap. Kulitnya akan semakin gelap saat dewasa.
2. Buaya Afrika Barat (Crocodylus suchus)