Meski di wilayah Indonesia dapat mengamati, namun gerhana penumbra ini akan sulit dikenali oleh orang awam.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin mengatakan sinar dari purnama hanya tampak meredeup sedikit sekali.
"Purnama hanya tampak meredup sedikit karena memasuki bayangan samar bumi," jelas Thomas, kepada Tribunnews.com, Selasa (6/5/2020).
Selain itu, Thomas juga mengatakan, bahwa fenomena tersebut sangat sulit diamati dengan mata telanjang karena bayangannya yang samar.
Lebih lanjut, dia mengatakan, bahwa fenomena ini akan menyebabkan pasang maksimum di laut.
"Hal itu disebabkan karena efek pasang surut bulan diperkuat matahari yg berada hampir satu garis," jelasnya.
Baca: Fenomena Matahari di Atas Kabah, Ahli Falak Tegaskan Sains Terkait Ibadah Juga Penting
Baca: Benarkah Fenomena Matahari Lockdown Bisa Timbulkan Gempa Bumi & Kelaparan? Ini Penjelasan LAPAN RI
Fenomena Gerhana di Tahun 2020
Pada tahun 2020 terjadi 6 (enam) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 4 (empat) kali gerhana Bulan.
Rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 11 Januari 2020 yang dapat diamati dari Indonesia
2. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 6 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia
3. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020 yang dapat diamati dari Indonesia berupa Gerhana
Matahari Sebagian, kecuali di sebagian besar Jawa dan di sebagian kecil Sumatera bagian Selatan.
4. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 5 Juli 2020 yang tidak dapat diamati dari Indonesia
5. Gerhana Bulan Penumbra (GBP) 20 November 2020 yang dapat diamati dari wilayah Indonesia
bagian Barat menjelang gerhana berakhir.