"Tapi sejauh ada air, melalui media air itu dia (pinger) akan mentransmit frekuensinya," jelas Tatang.
Tatang menambahkan, pinger mudah ditemukan jika masih berada di bawah reruntuhan pesawat.
Namun jika tertimbun lumpur, tentu akan sulit bagi pinger untuk mengirim sinyal frekuensinya.
"Kalau di celah-celah dia masih aman, karena berada di reruntuhan pesawat, tapi kalau sudah tertimbun lumpur, itu memang agak sulit," kata Tatang.
=========
Sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 dengan rute Jakarta (CGK) - Pontianak (PNK) telah kehilangan kontak pada Sabtu (9/1/2021), pukul 14.40 WIB.
Pesawat Boeing 737-500 ini jatuh di perairan Kepulauan Seribu.
Dalam pesawat naas ini, terdapat 6 kru aktif serta 6 kru tambahan, 40 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.