Pada dasarnya, detik-detik Waisak terjadi ketika Purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka.
Pada saat bulan purnama, Matahari dan Bulan akan berada dalam satu garis lurus, sedemikian rupa sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal dengan bumi berada di antara keduanya.
Kedudukan membentuk garis lurus tersebut dikenal dengan istilah oposisi (solar) atau istiqbal.
Jadi, Matahari dan Bulan membentuk sudut 180° satu sama lain dalam peredarannya.
Saat kedua benda langit tersebut tepat membentuk sudut 180° di hari Waisak dikenal sebagai "detik-detik Waisak".
Dengan kata lain, detik-detik Waisak merupakan puncak bulan purnama pada bulan Waisaka menurut penanggalan India yang didasari oleh peredaran Bulan.
Keputusan merayakan Trisuci ini diatur dalam Konferensi World Fellowship of Buddhists (WFB).
Baca juga: Macam-Macam Gerhana Matahari dan Perbedaannya
Baca juga: 12 Fenomena Langit yang Terjadi di Bulan April 2021: Ada Apoge Bulan hingga Hujan Meteor Lyrid
Sebagai informasi tambahan, Gerhana Bulan Total yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.
Bahkan, pada 16 Mei 2023 merupakan salah satu diantara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021.
Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak, pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-19, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.
Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394.
(Tribunnews.com/Latifah)