Pfizer melaporkan telah membagikan data terbaru yang dimilikinya kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk otorisasi penggunaan darurat.
"Data studi lengkap diharapkan akan dirilis akhir bulan ini dan diserahkan ke publikasi peer-review," ungkap Pfizer.
Mendengar kabar ditemukannya obat yang ampuh untuk mencegah keparahan penyakit dan kematian akibat virus corona, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Dr Rochelle Walensky mengatakan bahwa pengobatan itu bisa menjadi alat hebat lainnya untuk mengatasi pandemi.
Akan tetapi, dia menegaskan hingga saat ini vaksinasi Covid-19 merupakan perlindungan terbaik untuk menghindari paparan virus.
Sementara itu, pakar penyakit menular AS, dr Anthony Fauci menuturkan, pil tersebut berpotensi menjadi obat penyelamat, baik untuk mereka yang telah divaksin maupun yang tidak divaksinasi.
"Seperti yang kita ketahui, bahkan orang yang divaksinasi dalam kelompok risiko yang lebih tinggi seperti orang tua atau mereka dengan penyakit penyerta, bisa mengalami keparahan penyakit hingga menyebabkan rawat inap," jelasnya.
Saat ini peneliti Pfizer tengah melakukan studi terpisah untuk membuktikan apakah pil Paxlovid dapat mencegah rawat inap ketika diberikan kepada orang yang tidak berisiko tinggi, orang yang tidak divaksinasi, maupun mereka yang sudah divaksinasi namun memiliki setidaknya satu faktor risiko penyakit. (Zintan Prihatini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Pil Antivirus Paxlovid Buatan Pfizer yang Diklaim Hampir 90 Persen Efektif Lawan Covid-19"