Fenomena ini sebelumnya telah terjadi pada 25 Juli 2015 (43 hari) dan 6 Oktober 2017 (41 hari).
Fenomena ini akan terjadi kembali pada 23 Juli 2023 (42 hari) dan 3 Oktober 2026 (42 hari).
Selama retrograd, Venus masih bisa diamati hingga 3 Januari 2022.
Keesokan harinya (4 Januari), Merkurius tidak dapat diamati selama 10 hari dikarenakan sudut pisah yang cukup kecil dengan Matahari.
Venus baru dapat diamati kembali pada tanggal 14 Januari 2022 ketika fajar, sehari sebelum retrograd berakhir.
5. Puncak Hujan Meteor Leonis Minorid Desember: 20-21 Desember
Leonis Minorid Desember adalah hujan meteor minor yang titik radiannya (titik asal kemunculan meteor) berada di dekat konstelasi Leo Minor.
Hujan meteor ini bersumber dari sisa debu komet hiperbolik C/1739 K1 (Zanotti).
Hujan meteor ini dapat disaksikan sejak awal senja astronomis (50 menit setelah terbenam Matahari) wkatu setempat hingga keesokan harinya saat akhir fajar bahari dari arah Timur Laut hingga Utara.
Intensitas hujan meteor ini untuk Indonesia mencapai 3,8-4,6 meteor/jam.
Pastikan cuaca cerah dan bebas dari penghalang maupun polusi cahaya di sekitar medan pandang.
Hal ini dikarenakan intensitas hujan meteor ini berbanding lurus dengan 100% minus persentase tutupan awan dan berbanding terbalik dengan skala Bortle (skala yang menunjukkan tingkat polusi cahaya semakin besar skalanya maka semakin besar polusi cahaya yang timbul).
Intensitas hujan meteor ini juga akan sedikit berkurang dikarenakan Bulan berada di ketinggian 45 derajat dekat konstelasi Gemini saat titik radian sedang terbit.
6. Solstis Desember: 21 Desember 2021