Para astronom menyebut, planet tersebut berukuran hampir dua kali ukuran planet Jupiter.
Planet WASP-103 mengorbit di sekitar bintangnya hanya dalam waktu kurang dari satu hari Bumi.
Menurut mereka, lantaran skala dan orbitnya yang pendek, raksasa gas ini dikategorikan sebagai planet 'Jupiter panas'.
Deformasi atau perubahan bentuk planet juga memungkinkan peneliti untuk mempelajari lebih lanjut mengenai komposisinya, yang berbentuk gas layaknya Jupiter.
“Ketahanan suatu material terhadap deformasi tergantung pada komposisinya,” kata Akinsanmi seperti dilansir dari Space, Rabu (13/1/2022).
“Kita hanya bisa melihat pasang surut di Bumi di lautan. Bagian berbatu tidak banyak bergerak. Oleh karena itu, dengan mengukur seberapa banyak planet ini terdeformasi, kita dapat menentukan berapa banyak yang terdiri dari batu, gas, atau air," lanjutnya.
Baca juga: Ciri-ciri Planet dalam Tata Surya dan 6 Lapisan Atmosfer Pembentuk Bumi
Tim peneliti berharap agar dapat melakukan lebih banyak pengamatan dengan CHEOPS dan Teleskop Luar Angkasa James Webb NASA, agar memudahkan meraka memahami perubahan bentuk serta struktur bagian dalam WASP-103b maupun exoplanet serupa.
"Hal ini akan meningkatkan pemahaman kita tentang 'Jupiter panas' dan memungkinkan perbandingan yang lebih baik antara mereka dan planet raksasa di tata surya," jelas profesor astronomi di Geneva University, Monika Lendl.
Lendl mengatakan, pengamatan di masa depan akan membantu mereka untuk mewujudkan apa yang ingin dipahami terkait planet WASP-103b.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Aneh, Seperti Apa Bentuknya?"