Hal ini bukan berarti orang yang telah divaksin menjadi lebih rentan terhadap varian Omicron, tetapi orang yang sudah divaksin jumlahnya lebih banyak dari orang yang belum divaksin.
Namun, perlu diketahui bahwa kebanyakan pasien yang dirawat di rumah sakit akibat varian Omicron ternyata merupakan orang-orang yang belum divaksin.
Baca juga: Varian Omicron Mengganas, PTM 100 Persen Kota Bekasi Diundur
Orang yang belum divaksin dan dirawat di rumah sakit jumlahnya enam kali lipat lebih banyak dibandingkan orang yang sudah mendapatkan vaksin.
Hal ini menunjukkan bahwa vaksin mampu mengurangi keparahan gejala Covid-19 yang diderita pasien.
Pasien yang sudah mendapatkan vaksin umumnya hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak bergejala.
Fakta tersebut senada dengan fakta yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO), bahwa tingkat mortalitas akibat Covid-19 tetap stabil dan tetap meningkat.
Tingkat mortalitasnya tetap tinggi pada negara-negara dengan tingkat vaksinasi rendah.
Baca juga: Wara-wiri Bogor-Jakarta untuk Cari Kerja, Warga Dramaga Terpapar Covid-19 Varian Omicron
Apa yang harus dilakukan untuk mencegah penularan Omicron?
Dilansir dari WHO, terdapat 5 langkah utama yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 varian Omicron.
Vaksinasi Vaksin booster atau vaksin ketiga Menggunakan masker Ventilasi baik pada ruangan yang tertutup Menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Masker kain tak berfugsi
Strain varian virus corona Omicron kian menggeser dominasi varian Delta dan strain SARS-CoV-2 lainnya di Amerika Serikat.
Para pakar kesehatan AS pun mengatakan bahwa masker kain tak efektif melindungi dari penularan varian Omicron.
Di tengah semakin banyak orang yang tertular varian Omicron, sejumlah pakar di AS tak lagi menganjurkan penggunaan masker kain.