TRIUNNEWS.COM -- Penemuan fosil di berbagai daerahh membuktikan keberadaan manusia, binatang dan makhluk hidup lainnya bertahun-tahun yang lampau.
Namun sering timbul pertanyaan, mengapa fosil-fosil tersebut tidak terurai di dalam tanah, padahal telah mati ribuan bahkan jutaan tahun lamanya.
Fosil adalah bagian tubuh dari organisme yang terawetkan secara alami oleh alam. Kata fosil berasan dari Bahasa Latin, yaitu fossus, yang berarti digali.
Baca juga: Fosil Hewan Terbang Terbesar di Dunia Ditemukan di Skotlandia
Fosil bukan berbentuk tubuh utuh dari organisme itu, melainkan berupa batuan dan ditemukan pada pembentukan batu di dalam Bumi.
Fosil adalah bagian dari organisme yang sudah mencapai usia setidaknya 10.000 tahun. Fosil bisa berasal dari Zaman Arkean, yang dulunya disebut dengan Arkaikum.
Zaman ini terjadi pada 4 miliyar tahun yang lalu. Salah satu fosil tertua yang pernah ditemukan adalah fosil algae yang hidup di laut lebih dari 3 miliyar tahun yang lalu.
Baca juga: Cerita pemburu fosil temukan kapak purba hingga kerangka mamut di Inggris
Kenapa fosil tidak hancur?
Fosil sangat jarang ditemukan karena sebagian besar sisa jasad organisme akan terurai ketika mati.
Jika tulang dikubur, umumnya tulang akan berubah menjadi mineral dan lebur dengan tanah.
Oleh karena itulah, fosil yang ditemukan umumnya tidak utuh. Pada kasus organisme yang menjadi fosil, biasanya tubuh jasad tertutupi sedimen langsung setelah mati.
Sedimen bisa merupakan campuran dari pasir, lava, bahkan tar dan resin yang lengket.
Sedimen ini akan membantu organisme dan tumbuhan mengalami fosilisasi.
Resin atau amber bisa mengawetkan bagian organisme yang bersifat lunak sekalipun, seperti serangga.
Serangga yang terfosilisasi dalam resin umumnya berbentuk lebih utuh dibandingkan dengan fosil yang tertutup sedimen biasa.
Baca juga: Fosil Tengkorak Nenek Moyang Manusia Berusia 240 Ribu Tahun Ditemukan dalam Lorong Gua Sempit