TRIBUNNEWS.COM - Cuaca panas terik belakangan ini terasa di sejumlah wilayah di Indonesia.
Dalam periode sepekan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sejumlah daerah mengalami cuaca panas antara 33-36.1 °C.
Daerah yang mencapai suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 °C yakni Tangerang, Banten dan Kalimarau, Kalimantan Utara.
Meski begitu, suhu tinggi pada April 2022 ini tidak lebih tinggi dari yang pernah terjadi empat tahun silam.
Pada 2018 dan 2019, BMKG mencatatkan suhu tinggi hingga 38.8 °C di Palembang dan di Temindung, Samarinda pada tahun 2018.
Lantas, mengapa cuaca di Indonesia kembali mengalami suhu yang tinggi?
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Selasa, 10 Mei 2022: Waspada 22 Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan Lebat
Baca juga: Peringatan Dini BMKG: Gelombang Tinggi Berpeluang Terjadi di Selat Sunda
BMKG menerangkan, suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut dipicu oleh beberapa hal, diantara terkait posisi semu matahari dan dominasi cuaca cerah.
Posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
Kondisi ini membuat tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Kemudian, dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi
Hal itu menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Bukan Gelombang Panas
BMKG menegaskan, cuaca panas terik yang terjadi belakangan ini bukanlah fenomena gelombang panas atau heatwave.
Heatwave merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih.
Fenomena gelombang panas ini biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.
Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.
Baca juga: Prof. Emil Salim: Dunia Menuju Neraka Hidup Jika Suhu Tetap Naik Hingga Tahun 2050
Baca juga: Gelombang Panas: India Catat Rata-rata Suhu Tertinggi Sejak 122 Tahun, di Pakistan Capai 47 Derajat
Meski begitu, kondisi cuaca panas yang terjadi di Indonesia ini tetap perlu diwaspadai.
Cuaca panas terik ini diprediksi akan terjadi sampai pertengahan Mei nanti.
BMKG menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh.
Masyarakat yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari dan yang akan melaksanakan perjalanan mudik atau mudik balik diminta untuk tetap mencukupi cairan tubuh supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya.
(Tribunnews.com/Tio)