TRIBUNNEWS.COM - Suhu di Kutub Utara kini semakin menghangat dengan cepat karena masifnya pemanasan global.
Akibatnya, garis pohon di hutan larch Siberia terus berkembang ke utara dan secara bertahap menggantikan hamparan tundra yang luas, rumah bagi perpaduan unik flora dan fauna.
Kini hamparan tundra tersebut mulai terkikis, dan menurut para ilmuwan, hanya dengan mencegah pemanasan global secara konsisten yang bisa menyelamatkan padang tundra di Siberia ini.
Sementara jika itu tak dilakukan, maka habitat unik yang menjadi bagian padang tundra diproyeksikan akan hilang pertengahan milenium ini.
Baca juga: Pemanasan Global: Penyebab, Dampak dan Usaha-usaha untuk Menanggulangi Pemanasan Global
Dikutip dari Phys, Minggu (29/5/2022) temuan tersebut berdasarkan simulasi peneliti menggunakan model vegetasi.
Model tersebut menggambarkan seluruh siklus hidup pohon larch Siberia di zona transisi ke tundra.
Hasilnya, peneliti menemukan hutan larch bisa menyebar ke utara dengan kecepatan hingga 30 kilometer per dekade.
Hamparan tundra, yang tidak dapat bergeser ke daerah yang lebih dingin karena berbatasan dengan Samudra Arktik, akan semakin menyusut.
Lebih lanjut dalam studi yang dipublikasikan di jurnal eLife, peneliti menyebut krisis iklim dapat dirasakan sangat serius di Kutub Utara.
Di bagian High North, suhu udara rata-rata telah meningkat lebih dari dua derajat Celcius selama 50 tahun terakhir.
Ini jauh lebih tinggi daripada di tempat lain dan tren ini akan terus berlanjut.
Jika langkah pencegahan tak dilakukan, menurut prakiraan berbasis model, peningkatan dramatis suhu rata-rata musim panas di Kutub Utara bisa mencapai hingga 14 derajat Celcius pada tahun 2100.
Baca juga: Pemanasan Global Picu Tanaman Mekar Lebih Awal, Ilmuwan Inggris Ingatkan Dampaknya
Dampak pemanasan saat ini dan di masa depan akan memiliki konsekuensi serius. Tak hanya di lautan, lingkungan di darat juga akan berubah secara drastis.
“Lingkungan di darat juga akan berubah secara drastis. Hamparan tundra yang luas di Siberia dan Amerika Utara akan berkurang secara besar-besaran, karena garis pohon, yang sudah perlahan berubah dengan cepat maju ke utara dalam waktu dekat," kata Prof Ulrike Herzschuh, Kepala Divisi Sistem Lingkungan Terestrial Kutub di Institut Alfred Wegener, Pusat Penelitian Kutub dan Kelautan Helmholtz (AWI).
"Dalam skenario terburuk, hampir tidak akan ada tundra yang tersisa pada pertengahan milenium," lanjutnya.
Tundra adalah rumah bagi komunitas tumbuhan yang unik, kira-kira lima persen di antaranya adalah endemik, yang hanya ditemukan di Kutub Utara.
Contohnya saja semak seperti willow dan birch telah beradaptasi dengan kondisi tundra yang keras, yaitu musim panas yang singkat dan musim dingin yang panjang dan sulit.
Tundra juga menjadi rumah bagi spesies langka seperti rusa kutub, lemming, dan serangga seperti lebah Arktik.
"Itulah mengapa penting bagi kita mengintensifkan dan memperluas tindakan perlindungan untuk melestarikan tempat perlindungan bagi keanekaragaman hayati tundra yang tak tertandingi," kata Eva Klebelsberg, Manajer Proyek Kawasan Lindung dan Perubahan Iklim / Arktik Rusia di WWF Jerman.
"Jika kita tak mengambil tindakan ekosistem ini secara bertahap akan hilang," imbuhnya. (Kontributor Sains, Monika Novena/Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tundra di Siberia Terancam Hilang Pertengahan Milenium Ini"