TRIBUNNEWS.COM - National Aeronautics and Space Administration (NASA) dilaporkan telah kehilangan kontak dengan salah satu satelitnya setelah lepas dari orbit Bumi dalam perjalanan ke bulan.
CubeSat kecil menghentikan komunikasi dengan Deep Space Network (DSN) pada hari Selasa (5/7/2022).
DSN adalah jaringan antena radio NASA yang mendukung misi pesawat ruang angkasa antarplanet serta beberapa orbit Bumi.
CubeSat adalah Eksperimen Operasi dan Navigasi Teknologi Sistem Pemosisian Otonom Cislunar, juga dikenal sebagai CAPSTONE.
Tim CASTONE sedang bekerja untuk membangun kembali kontak dan memahami apa yang menyebabkan masalah tersebut, menurut pernyataan NASA.
Mereka memiliki data lintasan yang solid dari stasiun darat pertama penuh dan kedua dari Deep Space Network, kata badan tersebut dalam rilis mereka.
Baca juga: China Tak Terima Dituding NASA Ingin Mengambil Alih Bulan
"Jika diperlukan, misi memiliki bahan bakar yang cukup untuk menunda manuver koreksi lintasan pasca pemisahan awal selama beberapa hari," kata badan tersebut, dilansir CNN.
Tinggalkan Orbit Bumi
Satelit tersebut meninggalkan orbit Bumi pada hari Senin (4/7/2022) seperti yang direncanakan, menandai tonggak penting dalam perjalanan empat bulannya ke bulan.
Satelit akan mengandalkan propulsinya sendiri dan gravitasi matahari selama sisa perjalanannya.
Gravitasi akan memungkinkan CubeSat menggunakan bahan bakar yang jauh lebih sedikit untuk mencapai tujuannya.
Misi diluncurkan di atas roket Electron Rocket Lab dari Rocket Lab Launch Complex 1 di Semenanjung Mahia, Selandia Baru pada 28 Juni.
Tujuan CubeSats adalah memasuki orbit memanjang, yang merupakan orbit lingkaran halo bujursangkar, mengelilingi bulan setidaknya selama enam bulan untuk tujuan penelitian.
Orbit satelit akan membawa pesawat ruang angkasa dalam jarak 1.000 mil dari satu kutub bulan pada lintasan terdekatnya dan dalam jarak 43.500 mil dari kutub lainnya setiap tujuh hari.
Baca juga: NASA Bentuk Tim Independen Pelajari Penampakan UFO yang Masih Belum Terpecahkan
Tim berharap satelit dapat mempertahankan orbitnya, yang memungkinkan badan tersebut untuk meluncurkan dan menempatkan pos terdepan di orbit bulan yang disebut Gateway.
Ini akan memainkan peran penting dalam program Artemis mereka dengan menyediakan pesawat ruang angkasa masa depan jalur yang efisien ke dan dari permukaan bulan .
Selain itu, satelit kecil juga akan menguji kemampuan komunikasinya.
Orbit menawarkan pemandangan Bumi sambil memberikan cakupan untuk kutub selatan bulan, yang merupakan titik pendaratan terjadwal untuk astronot Artemis pada tahun 2025.
CubeSat juga akan berkomunikasi dengan Lunar Reconnaissance Orbit NASA, yang telah mengelilingi bulan selama 13 tahun.
Satelit ini akan bertindak sebagai titik referensi untuk satelit dan memungkinkan para ilmuwan untuk mengukur jarak antara dua objek luar angkasa dan di mana CAPTONE berada di langit.
(Tribunnews.com/Yurika)