Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX akan kembali meluncurkan lima misi astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk NASA pada akhir dekade ini.
Peluncuran misi astronot tersebut berada di bawah kesepakatan senilai 1,4 miliar dolar AS. NASA mengatakan kontrak tersebut merupakan bagian dari upayanya untuk memastikan kestabilan dalam penerbangan astronot ke ISS.
"(Kontrak ini) memungkinkan NASA untuk mempertahankan kemampuan AS tanpa gangguan untuk akses manusia ke stasiun luar angkasa hingga 2030, dengan dua mitra industri awak komersial yang unik," kata Badan Antariksa AS ini, yang dikutip dari Reuters.
Baca juga: Menkominfo Tinjau Pembuatan Satelit di Boeing dan SpaceX
Pesawat ruang angkasa SpaceX yang disebut Crew Dragon, telah bersaing dengan kapsul Starliner milik Boeing untuk kontrak di bawah program Commercial Crew, yaitu program penerbangan antariksa berawak yang dioperasikan oleh NASA.
Kedua perusahaan ini telah memenangkan kontrak NASA bernilai miliaran dolar AS pada tahun 2014 untuk mengembangkan, menguji dan secara rutin menerbangkan kapsul ruang angkasa yang mampu mengirim astronot ke ISS, laboratorium penelitian orbital yang telah menampung awak astronot internasional selama lebih dari dua dekade.
Kapsul Crew Dragon SpaceX telah menerbangkan lima misi berawak NASA sejak mendapat sertifikasi awak pada tahun 2020.
Ini menjadikan perusahaan pimpinan Elon Musk tersebut sebagai perusahaan swasta pertama yang meluncurkan manusia ke orbit Bumi dan menghidupkan kembali program penerbangan antariksa manusia NASA, setelah program pesawat ulang alik (Space Shuttle) pensiun pada tahun 2011.
Sementara kapsul CST-100 Starliner milik perusahaan multinasional AS Boeing, dijadwalkan menerbangkan awak astronot pertamanya pada Februari 2023. Kapsul CST-100 Starliner sedang berjuang untuk lulus dari misi uji terakhir, sebelum NASA dapat mengesahkan kapsul ini untuk penerbangan rutin astronot.
Pada awalnya NASA memberi kedua perusahaan tersebut masing-masing enam misi awak astronot, namun badan antariksa AS ini memesan tiga misi lagi dari SpaceX pada awal tahun 2022, di tengah masalah teknis yang terjadi di pesawat ruang angkasa Boeing.