Dengan menggunakan rumus tersebut, "jam epigenetik" baru dapat digunakan untuk menentukan usia sel, jaringan, atau organisme berdasarkan pembacaan epigenetiknya, modifikasi kimia seperti metilasi yang mengubah status gen tanpa mengubah urutan genetik yang diwariskan.
Ideker dan yang lainnya sebelumnya telah menerbitkan jam epigenetik untuk manusia, tetapi jam itu terbatas karena mungkin hanya akurat untuk individu tertentu yang menjadi tempat pengembangan formula.
Para peneliti selanjutnya akan menguji ras anjing lain, menganalisis sampel air liur untuk melihat apakah hasilnya bertahan, dan menguji model tikus untuk melihat apa yang terjadi pada penanda epigenetik mereka saat Anda memperpanjang hidup mereka.
Para peneliti berharap formula baru ini akan diadopsi secara luas oleh dokter hewan dan pemilik anjing, memberikan pendekatan yang lebih akurat dan terinformasi untuk memahami usia anjing dan risiko kesehatan terkait.
Rumus ini disambut dengan antusias oleh pemilik anjing dan dokter hewan, dengan banyak yang memuji keakuratannya dan potensi implikasinya bagi kesehatan anjing.
Namun, perlu diperhatikan bahwa rumus tersebut mungkin tidak berlaku untuk semua ras anjing, karena ras yang berbeda memiliki rentang hidup yang berbeda dan usia yang berbeda.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)