TRIBUNNEWS.COM - Sedang berlangsung pemutaran ulang film Penumpasan Pengkhianatan G30S live di TVOne malam ini.
TVOne kembali menayangkan film balutan sutradara Arifin C. Noer untuk memperingati malam mencekam aksi Gerakan 30 September lalu.
Jadwal tayang film Penumpasan Pengkhianatan G30S pada pukul 21.00 WIB
Pemutaran ulang film Penumpasan Pengkhianatan G30S ini dapat disaksikan melalui live streaming.
Berikut tautan live streaming pemutaran kembali film Penumpasan Pengkhianatan G30S di TV One malam ini.
Penayangan film G30S ini juga sempat membuat kontroversial.
Terlebih ideologi atau Partai Komunis Indonesia yang dulu sempat jadi bagian sejarah bangsa Indonesia.
Tak heran jika tahun lalu beberapa netizen ada yang merasa kurang puas dengan penayangan film tersebut.
Malam ini, Minggu (30/9/2018) menjadi malam mencekam pada 53 tahun lalu.
Berikut sedikit adegan film yang menggambarkan aksi G30S lampau.
Wajah-wajahnya terlihat garang dengan senjata laras panjang di tangan.
BACA: Awalnya Tidak Digubris, Ucapan Soeharto ke Soekarno Benar Terjadi saat G30S Terjadi
Dari dalam rumah, tepatnya sebuah kamar di lantai 2, seorang perwira TNI AD yang merupakan empunya rumah tidak panik.
Tentara yang kini sudah masuk dan menguasai lantai 1 rumah itu semakin galak.
Tembakan dilepaskan. Sejumlah perabot dan vas yang menjadi hiasan pun jadi sasaran penembakan.
Istri dan anak DI Panjaitan yang berada di lantai 2 semakin terlihat ketakutan.
Apalagi, seorang asisten rumah tangga melaporkan bahwa dua keponakan Panjaitan yang di lantai bawah, Albert dan Viktor, terkena tembakan.
Namun, Panjaitan tetap tenang.
Dengan langkah perlahan, dia turun ke lantai 1 yang dikuasai pasukan yang disebut dari satuan Cakrabirawa, pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.
Cerita singkat yang dilansir dari Kompas.com tersebut merupakan satu adegan yang ada di dalam sebuah film untuk memperingati tragedi Gerakan 30 September.
Tragedi Gerakan 30 September tersebut telah dibalut menjadi sebuah film Penumpasan Pengkhianatan G30S (1984) garapan sutradara kawakan Arifin C Noer.
Tidak hanya itu, sejumlah kutipan yang berasal dari film itu juga masih terngiang hingga sekarang.
Misalnya, "Darah itu merah, jenderal", yang muncul saat adegan penyiksaan terhadap tujuh jenderal Pahlawan Revolusi di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur. (*)
(Tribunnews.com/ Siti Nurjannah Wulandari)