Selain drama, Ratna juga menggeluti dunia film.
Ia mengawali debutnya sebagai sutradara pada tahun 1991, lewat serial televisi Rumah Untuk Mama, yang tayang di TVRI.
Lalu pada 2007, ia menyadur naskah drama Pelacur & Sang Presiden ke dalam skenario film berjudul Jamila dan Sang Presiden.
Film ini ia sutradarai sendiri dan diperankan oleh putrinya Atiqah Hasiholan dan berhasil mendapat berbagai penghargaan di festival film internasional.
Tahun 2010, Jamila dan sang Presiden diterima oleh panitia Academy Awards ke-82 sebagai wakil Indonesia dalam kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
3. Aktivis HAM
Wanita kelahiran Tapanuli Utara ini juga dikenal sebagai seorang aktivis HAM.
Di tahun 1997 silam, ia memutuskan untuk melakukan perlawanan.
Ratna menghentikan sementara kegiatannya sebagai seniman dan mengumpulkan 46 LSM lalu membentuk aliansi bernama Siaga.
Organisasi ini merupakan yang pertama menyerukan agar Soeharto lengser.
Setahun kemudian ia mendapatkan penghargaan Female Human Rights special Award dari The Asian Foundation For Human Rights di Tokyo, Jepang.
4. Mendirikan Crisis Center
Kiprah Ratna sebagai aktivis tak berhenti sampai di situ.
Ia lalu mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre yang menangani masalah kelaparan, korupsi, hingga KDRT.