TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan, dua kabar yang menyebutkan akan adanya gempa susulan yang terjadi pascagempa Situbondo, adalah hoax.
Setelah gempa berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Situbondo, Jawa Timur dan sekitarnya, Kamis (11/10/2018) muncul dua informasi yang mengabarkan adanya gempa susulan.
Gempa susulan itu, menurut dua informasi yang beredar tersebut, berkekuatan lebih besar dari gempa sebelumnya serta mengakibatkan tsunami.
Baca: Curhatan Istri Komika Abdur Mendapat Firasat Tak Enak Sesaat Sebelum Gempa Situbondo
Pada informasi pertama, disebutkan agar warga keluar rumah pukul 22.30-23.59 karena potensi gempa susulan sebesar 7,5 SR.
Informasi tersebut meresahkan warga hingga tak sedikit yang bertanya pada BKMG.
Sama halnya dengan informasi kedua yang menyatakan adanya gempa susulan berkekuatan 8,4 SR.
Gempa itu diramalkan terjadi di Madura pada Jumat (12/10/2018) malam pukul 22.45.57 WIB.
Masih menurut info itu, gempa itu juga akan berpontensi tsunami.
Pesan ini tersebar melalui aplikasi pesan WhatsApp yang kemudian diunggah oleh seorang pengguna Twitter, @rlthingy, Kamis (11/10/2018).
Pemilik akun @rlthingy mengungkapkan, dirinya tidak tahu pasti kebenaran pesan tersebut.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada.
Informasi itu pun langsung dibantah oleh BMKG.
Lewat akun media sosialnya, BMKG menyatakan jika informasi tersebut hoax.
Dalam penjelasannya, BMKG mengungkapkan, gempa susulan memang normal terjadi setelah gempa-gempa besar.
Namun, kekuatan magnitudonya relatif kecil.
Hal ini terjadi pada gempa-gempa susulan di Jawa Timur yang kekuatan terbesar yang tercatat adalah 3.5 SR.
"Tapi kalau sampai nyebutin prediksi angka 7.5 SR itu jelas-jelas #HOAX," tulis akun BMKG.
Sebab, hingga saat ini prediksi gempa belum bisa dilakukan secara tepat dan akurat apalagi sampai detail menyebutkan angka 7.5 SR.
Baca: Gempa Situbondo, Puluhan Rumah Warga di Jember Rusak
Sebelumnya, telah terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo M6,4 mengguncang wilayah Jawa Timur dan Bali pada Kamis (11/10/2018) pukul 01.57 WIB.
BMKG melaporkan, pusat gempa berada di koordinat 7,47 LS dan 114,43 BT.
Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Gempa dengan kedalaman 12 Km itu tidak berpotensi tsunami.
Selain dirasakan warga Situbondo, gempa juga terasa hingga sebagian wilayah Jawa Timur bagian timur, Madura, hingga Bali.
Gempa tersebut mengakibatkan tiga warga Sumenep meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Gempa terjadi pada Kamis dinihari saat korban sedang tidur dan tak bisa menyelamatkan diri saat rumah roboh.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)