Hal ini diungkapkan oleh Fery Hendriyanto, Direktur Utama PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (Wikon) sebagai pihak yang akan memproduksi massal Gesits.
Saat itu, Gesits masih dalam tahap validasi prototipe dan dilanjutkan dengan beberapa proses selanjutnya.
“Jadi prosesnya kalau dari sejak awal ada desain dulu, kemudian kami buat prototipe, lalu validasi, di mana itu adalah proses berulang-ulang, di mana jika ada yang kurang pas, kami ganti ini dan itu, sampai benar-benar pas,” ujar Fery, Kamis (20/10/2017).
Setelahnya, tes trial assembly yang jika berjalan tanpa kendala, diteruskan untuk sertifikasi layak jalan di Kementerian Perhubungan.
Deretan proses lanjutan itu sempat diharapkan rampung pada karta kedua (Q2) 2018.
“Untuk validasi kami harapkan selesai kuartal pertama 2018, dan kemungkinan di akhir Q1 sudah persiapan untuk trial assembly. Kemudian Q2 sudah rapih dan sertifikasi layak jalan selesai, baru kemudian jualan deh kami,” ucap Fery.
Pada tahap awal, pabrik akan menggunakan salah satu bangunan seluas 2.400 meter persegi, milik PT Wika Industri dan Konstruksi, di Kawasan Industri Wijaya Karya (Wika) Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.
Fasilitas itu dimanfaatkan untuk penerimaan komponen, perakitan kendaraan, dan pengujian akhir.
Kemudian hasil produksi akan ditampung dalam sebuah gudang penyimpanan sementara seluas 1.400 meter persegi.
Terkait volume produksi sendiri awalnya ada di angka 50.000 unit, dan akan terus ditambahkan sampai 100.000 unit per tahun.
3. Enggan disebut alat kampanye politik
Kemunculan motor listrik Gesits diketahui memang dekat dekat dengan agenda besar Pilpres 2019.
Namun, CEO Garasindo Group, Muhammad Al Abullah enggan menyebut Gesits sebagai alat politik khusus kampanye.
Kehadiran Gesits dari awal hanyalah kolaborasi antara Garasindo dan juga akademisi.