3. Menyekap guru
Kelompok yang diketuai Egianus Kogoya pernah menyekap 15 guru dan tegana medis pada awal Oktober di Kecamatan Mependuma, Nduga.
4. Menyerang Pos TNI
Kelompok Egianus Kogoya pernah menyerang pos TNI Mbua Kabupaten Nduga yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Yigi, lokasi pembantaian 31 pekerja pembangunan jembatan.
Akibat penyerangan tersebut, satu anggota TNI dari Yonif 755 Kostrad dilaporkan tewas.
"Jadi kemarin mereka juga menyerang pos TNI dan satu orang prajurit kita gugur dan satu luka-luka," ujar Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi melansir dari Kompas.com.
5. Memiliki 20-25 senjata api standar militer hasil rampasan dari anggota TNI - Polri
Wakapendam XVII/Cendrawasih Letkol Inf Dax Sianturi mengatakan bahwa mereka memiliki senjata api standar militer.
Ia juga menjelaskan, setidaknya kelompok ini memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri yang mereka ambil secara paksa.
“Sampai sejauh ini, kita terus berupaya untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok ini. Hanya saja mereka sampai sejauh ini belum bisa kita tangkap,” lugasnya.
6. Membantai Puluhan Pekerja Proyek
Terakhir Egianus Kogoya membunuh puluhan pekerja Jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Mereka dibunuh akibat ada salah satu pekerja yang mengambil foto saat perayaan HUT Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) oleh KKB tak jauh dari lokasi kejadian.
Satu pekerja itu mengambil foto, tapi kemudian diketahui oleh kelompok KKB.
Hal itu membuat mereka marah dan mencari orang yang mengambil foto hingga berimbas kepada pekerja lainnya yang ada di kamp pembangunan jembatan.
(Tribunnews.com/Vebri)