TRIBUNNEWS.COM - Fakta terbaru kasus Mapolsek Ciracas yang dibakar massa pada Selasa (11/12/2018) lalu.
Antara lain yakni sikap Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu hingga polisi mengungkap penyebab para tersangka yang merupakan juru parkir nekat mengeroyok dua anggota TNI di Ciracas.
Berikut Tribunnews merangkum fakta-fakta terbaru pasca Insiden pembakaran Polsek Ciracas tersebut:
1. Sikap Menteri Pertahanan RI (Menhan)
Terkait dengan kasus Mapolsek Ciracas yang dibakar massa, Menteri Pertahanan ikut angkat bicara.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu menegaskan pemukulan terhadap anggota TNI di Ciracas, Jakarta Timur, tidak boleh terulang.
"Kita harus saling menghormati. Saya sudah lihat tentaranya sudah mengalah, menghormati kepalanya kesenggol."
"Tapi pas ditegur, juru parkirnya malah marah," ujarnya di Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Minggu (16/12/2018) saat mengutip dari Tribun Jakarta.
Ryamizard Ryacudu juga menambahkan jika siapa pun yang melawan dan melakukan kekerasan terhadap aparat, harus ditindak tegas.
Baca: Soal Peristiwa Pembakaran Mapolsek Ciracas, KMSK: Harus Diusut Tuntas
"Baik polisi atau tentara, mereka yang melawan aparat harus dihukum," tegasnya.
Apalagi jika pelakunya melawan dan melakukan pengeroyokan.
"Dipites kali nanti sama dia (tentara). Jadi hukumannya yang berat. Ini tidak boleh terjadi, mungkin ada yang emosi saat itu, tapi ini tidak boleh terjadi," pungkasnya.
2. Penyebab Tersangka Juru Parkir Nekat Mengeroyok Dua Anggota TNI
Polda Metro Jaya membeberkan alasan mengapa lima tersangka mengeroyok dua anggota TNI, satu di antaranya karena pengaruh alkohol atau miras.
Mengutip dari Tribun Video pada Senin (17/12/2018), Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Roycke Harry Langie mengungkapkan, seorang tersangka atas nama Iwan saat itu terbukti dalam pengaruh minuman keras.
Baca: Catatan Kompas: Penyerangan Markas Polsek Ciracas adalah Kejadian Memalukan
"Memang ada satu tersangka terpengaruh minuman keras saat kejadian, itu yang inisial I (Iwan)."
"(Tersangka) yang lain sesuai hasil pemeriksaan dalam kondisi normal (tidak terpengaruh minuman keras)," ujar Roycke.
Roycke menambahkan, empat tersangka berani mengeroyok anggota TNI lantaran faktor psikologi massal.
"Kalau kaitan dengan terjadi pengeroyokan itu, ini merupakan psikologi massal, para tersangka melihat temannya (cekcok) kemudian secara bersama-sama melakukan suatu tindakan (membantu)," pungkasnya.
Sementara itu, keempat tersangka lainnya, mereka melakukan pengeroyokan dalam keadaan sadar.
Keempatnya yakni Suci Ramdhani (SR), Depi (D), Agus Pryantara (AP), Heriyanto Pandjaitan (HP).
3. Kondisi Terkini Polsek Ciracas
Mengutip dari Tribun Jakarta kini aktivitas Mapolsek sudah berjalan dengan normal seperti biasanya.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Kapolsek Ciracas, Kompol Agus Widar.
"Untuk piket segala macam, juga sudah mulai jalan kok. Saya secara pribadi juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang membantu kerja bakti membereskan kantor," paparnya saat dihubungi oleh Tribun Jakarta pada Sabtu (15/12/2018).
4. Polri-TNI Main Catur Bersama
Fakta terbaru lainnya yakni ketika Polri-TNI bermain catur bersama.
Seperti mengutip dari Tribun Jakarta Perkumpulan Gerakan Kebangsaan mengadakan pertandingan catur persaudaraan aktivis/TNI/Polri, pada Sabtu (15/12/2018), di restoran Pempek Kita, kawasan Kalibata, Jakarta.
Ketua umum Perkumpukan Gerakan Kebangsaan, Bursah Zanubi mengatakan bahwa Pertandingan catur ini dilaksanakan untuk membangun persaudaraan di antara anggota Polri/ TNI dan para aktivis.
"Momen ini sangat tepat, apalagi menjelang pileg dan pilpres. Sehingga diharapkan TNI/Polri makin solid dan mampu mengawal demokrasi," katanya.
Menurutnya, jika ada sinergi antara TNI, Polri, dan aktivis, sehingga bangsa Indonesia bisa membangun dan meraih masa datang.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)