TRIBUNNEWS.COM - Badan Geologi Kementerian ESDM memberikan informasi mengenai update terkini erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan, Gunung Anak Krakatau naik status menjadi Level III (Siaga) pada Kamis (27/12/2018).
Hingga Minggu (30/12/2018) pagi pukul 06.00 WIB terpantau tinggi letusan mencapai 1.000 meter di atas permukaan laut.
Kondisi tersebut disampaikan melalui akun Twitter @kabargeologi, Minggu (30/12/2018).
Baca: Penjelasan BMKG Soal Fenomena Tsunami Akibat Longsoran dan Erupsi Gunung Api yang Sangat Langka
Baca: Takut Dengar Letusan Gunung Anak Krakatau, Nelayan Patuhi Aturan Jarak Aman
Baca: Sabtu (29/12), Gunung Anak Krakatau Terpantau Keluarkan 3 Kali Letusan
Pantauan dilakukan pada tanggal 29- 30 Desember hingga pukul 06.00 WIB terlihat letusan berwarna putih hingga kelabu tebal.
Badan Geologi juga mencatat telah terjadi 54 kali gempa letusan Gunung Anak Krakatau.
Tercatat 103 kali gempa hembusan dan 2 kali tremor non-harmonik amplitudo maksimum 10 mm.
Hingga saat ini, status Gunung Anak Krakatau berada di status siaga level III.
Sementara itu radius bahaya saat ini mencapai 5 km.
Badan Geologi juga mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau.
Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah.
"Selamat pagi sobat geologi..kami informasikan update terkini informasi Gunung Anak Krakatau periode 29-30 Des 2018..kami mohon kpd masyarakat sekitar tdk diperbolehkan Gunung Anak Krakatau sejauh radius 5 km & agar menyiapkan masker utk mengantisipasi jika terjadi hujan debu," tulis Badan Geologi.
BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan di aktivitas di pantai saat ini.
Peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau dikhawatirkan akan menimbulkan longsoran bawah laut yang kemudian memicu tsunami seperti pada Sabtu (22/12/2018).
"Masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di pantai pada radius 500 meter hingga 1 kilometer dari pantai untuk mengantisipasi adanya tsunami susulan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, Badan Geologi Kementerian ESDM menganjurkan masyarakat untuk menyiapkan masker mengantisipasi jika terjadi hujan debu.
(Tribunnews.com/Miftah)