"Saya juga orang Solo, sejak umur 18 tahun saya pergi dari Solo untuk mengikuti seleksi akademi militer (Akmil) sampai jadi panglima TNI," kata dia.
Sebenarnya menurut Djoksan panggilan akrabnya, ada 10 bangunan yang ditawarkan oleh pendukung Prabowo-Sandi di Solo, tetapi bangunan di Kelurahan Sumber inilah yang dirasa representatif.
"Rumah saya di Solo ada di Kelurahan Kampung Baru, tetapi tidak layak untuk posko," jelasnya.
Dia mengaku akan berkantor di Posko BPN Prabowo-Sandi hingga Pilpres 2019 kelar.
"Saya di Posko Solo juga boleh, di Posko Papua juga boleh, di Posko Jakarta juga, ada namanya posko mobile," aku dia.
5. Target Incar Kemenangan di Kampung Jokowi
BPN Prabowo-Sandi diprediksi mengincar kemenangan di tempat pemungutan suara (TPS) di dekat kediaman Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, pendirian Sekretariat Nasional (Seknas) dan Posko BPN di dekat kediaman Jokowi menargetkan sesuatu.
"Siapa tahu di TPS kawasan rumah Jokowi suaranya kalah, salah satunya targetnya itu," terang dia kepada TribunSolo.com, Kamis (10/1/2019).
"Itu akan mempengaruhi opini publik secara nasional, jika Jokowi kalah di kampungnya sendiri," jelasnya menegaskan.
Namun menurut dia, mematahkan suara Jokowi di kampungnya tidak semudah yang dipikirkan.
Baca: Resmikan Posko BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso Izin Prabowo Mengatur Perjuangan dari Solo
Dikatakan, selain bertarung di "rumah" orang nomor satu di Indonesia itu, di Solo juga dikenal dengan pemilih loyal.
"Hanya akan mempengaruhi pemilih mengambang (undecided voter) yang menentukan pilihan terutama pemilih muda di perkotaan," katanya.
"Tapi jumlahnya tidak signifikan."
(Tribunnews.com/Daryono)