"Politik tanpa etika dan moral serta kepatuhan pada hukum akan memunculkan anarki yang merusak tata kehidupan berbangsa dan bernegara," tutup pernyataan dari Sekber Keistimewaan DIY.
Pernyataan sikap dari Sekber Keistimewaan DIY ini pun semakin menguatkan Kill The DJ tidak bercanda dalam menghadapi kasus pemakaian lagu Jogja Istimewa sebagai bahan kampanye Pilpres.
Ramai lagu Jogja Istimewa yang diubah liriknya untuk mendukung satu pasangan capres-cawapres bermula dari postingan akun @CakKhum di Twitter.
Postingan itu menampilkan sejumlah wanita menyanyikan lagu Jogja Istimewa yang telah diubah liriknya.
Lirik tersebut diganti dengan sejumlah kata-kata yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.
Sementara beberapa lainnya tampak merekam aksi para wanita tersebut.
"Emak-emak Jogja Kompaknya Mantul," tulis akun Twitter @CakKhum.
Tak lama berselang, video ini pun viral di media sosial dan mendapat beragam komentar dari netter.
Satu di antaranya komentar pedas dari sang pencipta lagu Jogja Istimewa, Kill The DJ.
"Kamu bakal punya masalah !!!" tulis Kill The DJ.
Tak hanya itu, Kill The DJ juga mengunggah ulang postingan ini disertai dengan ujaran kemarahan.
Kill The DJ menyebut, bukan hanya dia yang tak terima lagu Jogja Istimewa digubah.
Warga Yogyakarta pun tak akan terima bila lagu legendaris itu dipakai sebagai bahan kampanye Pilpres 2019.
"Maling laguuuu!!! Yang gak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, orang Jogja juga gak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye Pilpres !!!" tulisnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)