Dikutip dari TribunWow.com, Maman menegaskan, pembebasan Abu Bakar Ba'asyir adalah kebijakan Jokowi sebagai seorang presiden.
"Sebagai presiden, Jokowi ingin menempatkan hukum sebagai instrumen untuk menegakkan keadilan, bukan alat intervensi kekuasaan," tegas Maman.
Maman memaparkan, ada hal yang lebih penting dari politik, yaitu kemanusiaan.
Baca: Wakil Ketua MUI Sebut Maruf Amin Pernah Mengusulkan Pembebasan Abu Bakar Baasyir
"Kalau orang menuduh bahwa ini adalah tindakan politis, orang itu tentu sangat rugi," ujarnya.
Maman mengungkapkan, Jokowi tidak melihat bahwa pembebasan Abu Bakar Ba'asyir ini untuk kepentingan pemilihan presiden.
"Ada sisi kemanusiaan dimana pak ustad Abu Bakar Ba'asyir dari segi usia, kesehatan, dan lain sebagainya. Maka beliau (Jokowi) memutuskan untuk membebaskan ustaz Abu Bakar Ba'asyir," terangnya.
Baca: Abu Bakar Baasyir Ternyata Sempat Tolak Dua Syarat yang Diajukan Terkait Pembebasannya
Maman menyebutkan, Jokowi tidak ingin ambil pusing terkait polemik pembebasan Abu Bakar Ba'asyir yang terus dikait-kaitkan dengan unsur politik.
"Bagi dia (Jokowi) membebaskan Abu Bakar Ba'asyir sebagai tindakan kemanusiaan itu lebih penting daripada mengaitkan dengan pemilu atau lain sebagainya," jelas Maman.
"Karena toh kepentingan ini tidak ada signifikasi apakah pendukung Abu Bakar Ba'asyir akan mendukung Jokowi, atau malah sebaliknya," ungkap Maman.
(Tribunnews.com/Whiesa)