Jumlah tersebut bisa bertambah menyesuaikan kondisi di lapangan dan permintaan dari Ponpes atau keluarga.
"Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir terkait pengamanan," katanya.
Baca: Soal Rencana Pembebasan Baasyir, Fahri Hamzah Nilai Pemerintah Gamang Sejak Awal
Selain pengamanan rute, Polres Sukoharjo juga akan melakukan pengamanan terkait antisipasi gangguan.
Kasat Intelkam Polres Sukoharjo, AKP Kholid, menambahkan pihaknya masih memantau perkembangan pembebasan Abu Bakar Ba'asyir.
"Kabarnya (pembebasan Abu Bakar Ba'asyir) masih simpang siur, kita masih akan pantau terus perkembangannya, koordinasi juga terus kita bangun," katanya.
Hingga saat ini, belum ada surat resmi dari Ponpes maupun keluarga kepada Polres Sukoharjo terkait pengamanan kepulangan Abu Bakar Ba'asyir.
Namun koordinasi terus dilakukan antara Polres Sukoharjo dengan pihak Ponpes maupun keluarga Abu Bakar Ba'asyir.
Kurangi dakwah
Setelah bebas, Abu Bakar Ba'asyir tidak melakukan dakwah seperti biasanya, mengingat usianya yang sudah tua.
Saat ini Abu Bakar Ba'asyir genap berusia 80 tahun.
Abdul Rochim, saat wawancara dengan wartawan di Ponpes Ngeruki, Sukoharjo, Sabtu (19/1/2019) (TribunSolo.com/Agil Tri)
Putra Abu Bakar Ba'asyir, Abdul Rochim (Iim) mengatakan, ayahnya akan terus berdakwah, karena itu memang tugasnya sebagai ulama.
"Soal ceramah, beliau akan terus berceramah, tapi mungkin jadwalnya sedikit berkurang kita lihat kondisinya," katanya pada Sabtu (19/1/2019) pagi di Ponpes Ngrukim dikutip dari TribunSolo.com.
Mengenai Safari Dakwah, Iim belum bisa memastikan apakah ayahnya akan melakukan safari dakwah.
"Soal Safari Dakwah belum, karena beliau sudah tua," katanya.
Iim menambahkan kemungkinan Abu Bakar Ba'asyir akan sering didalam rumah karena kondisi kesehatannya.
"Umur beliau sudah uzur, dia sering mengeluhkan kram-kram, pinggang sering sakit, tapi secara umum kesehatan beliau saat ini membaik," katanya.
Iim menambahkan kondisi kaki Ayahnya sudah membaik setelah sebelumnya ada pembengkakan di kakinya.
"Kaki beliau yang bengkak itu sudah berkurang," katanya.
Iim bersyukur karena kondisi ayahnya saat ini sudah jauh lebih baik setelah ayahnya melakukan pemeriksaan secara rutin.
Sambutan keluarga
Pembebasan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir disambut oleh keluarga di Ponpes Al-Mukmin Ngruki Dukuh Ngruki RT 4 RW 17, Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Juru Bicara (Jubir) keluarga yang juga putra dari Abu Bakar Ba'asyir, Ustaz Abdul Rachim Ba'asyir atau Iim mengaku, kabar pembebasan ayahandanya yang disetujui oleh Presiden Jokowi berasal dari Yusril Ihza Mahendra.
"Alhamdulillah keluarga sangat bersyukur, kami sangat senang," katanya kepada TribunSolo.com melalui saluran telepon, Jumat (18/1/2019) dikutip dari TribunSolo.com.
Adapun setelah mengetahui informasi tentang pembebasan ayahandanya yang keluar dari Lapas Kelas III Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Iim lantas terbang ke Jakarta.
"Kami mengurus administrasi, Insya Allah kalau tidak Senin ya Selasa pemulangan ke rumah (Ponpes Ngruki)," ungkapnya.
Setelah mendengar pembebasan itu, dia mengaku keluarga langsung menyiapkan penyambutan oleh santri dan bersih-bersih kamar yang selama bertahun-tahun ini ditinggalkan Ustaz Abu Bakar Ba'asyir.
"Hanya dipakai Umi (ibu), ya kamar kita resik-resiklah (bersih-bersih)," ungkapnya.
Baca: Penjelasan Pengacara Soal Abu Bakar Baasyir Tolak Tandatangani Dokumen Setia Terhadap Pancasila
Iim menambahkan, pembebasan ayahandanya sudah dinantikan sejak Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menemui keluarga Ustad Abu Bakar Ba'asyir di Ponpes Ngruki 27 Februari 2018.
"Soalnya abah (ayah) sudah sakit-sakitan, di antaranya kakinya membengkak," aku dia.
"Apalagi sudah umur tua, tidak pantaslah dipenjara, makanya kami bersyukur sekali dapat kabar itu," terang dia menegaskan.
(Tribunnews.com/Chrysnha)