TRIBUNNEWS.COM - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memberikan informasi pantauan aktivitas terbaru Gunung Merapi.
Berdasarkan pantauan BPPTKG per 26 Januari 2019 pukul 00.00 - 24.00 WIB, secara visual asap solfatara teramati.
Asap solfatara teramati berwarna putih, intensitas tipis, sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter di atas puncak.
Aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Merapi yakni dua kali gempa tektonik.
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Hari Ini Minggu 27 Januari 2019, Hujan sejak Siang hingga Malam
Baca: Prakiraan Cuaca DKI Jakarta Hari Ini, Waspada Hujan Petir & Angin Kencang di Sejumlah Wilayah
Baca: Info BMKG: Prakiraan Tinggi Gelombang & Potensi Hujan di Indonesia Hari Ini, Minggu 27 Januari 2019
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota di Indonesia Senin 28 Januari 2019, Hujan Petir di Beberapa Wilayah
Baca: Prakiraan Cuaca Jakarta Senin 28 Januari 2019, Waspada Hujan Petir & Angin Kencang di Jaksel-Jaktim
Baca: Info BMKG: Prakiraan Tinggi Gelombang & Potensi Hujan di Indonesia Besok, Senin 28 Januari 2019
Berdasarkan data seismik, gempa guguran terjadi sebanyak sembilan kali.
Dan aktivitas kegempaan lain, yakni terjadi satu kali gempa low frequency dan tiga gempa hembusan.
Volume kubah lava 461.000 meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari periode 22 Januari 2019.
Guguran lava pijar teramati satu kali terjadi dengan arah dominan ke Kali Gendol dengan jarak luncur 400 meter.
Guguran lava pijar terjadi selama 55 detik pada pukul 23.01 WIB.
Berdasarkan laporan pengamatan guguran Gunung Merapi per 27 Januari 2019, pukul 00.00 - 06.00 WIB, terjadi dua kali guguran lava pijar.
Guguran terjadi dengan durasi 38,4 - 38,6 detik pukul 01.02 WIB.
Teramati dari CCTV guguran mengarah ke tenggara (arah Kali Gendol) dengan jarak luncur 300 meter.
Saat ini, Gunung Merapi masih berada pada status waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018.
Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat 2 Gempa Guncang Lombok Timur dan Jayapura hingga Minggu Pagi (27/1/2019)
Baca: Gempa Hari Ini - BMKG Catat Gempa M 5.3 Guncang Simeulue Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
Berdasarkan laporan pengamatan guguran lava pijar Gunung Merapi per 19 Januari 2019 pukul 06.00 - 12.00 WIB, jumlah guguran sebanyak 11 kali.
Guguran terjadi dalam durasi 17 - 116 detik, arah dan jarak luncur tidak teramati karena tertutup kabut.
Maka dari itu, per 18 - 19 Januari 2019 pukul 12.00 WIB, guguran lava pijar tejadi sebanyak 39 kali.
Atas kondisi tersebut, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat sekitar:
1. Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III, diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi.
2. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
3. Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segara ditinjau kembali.
5. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No.15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
6. Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini kepada masyarakat.
Berdasarkan Laporan Kebencanaan Geologi 14 Januari 2019 Gunung Merapi (2968 m dpl) mengalami erupsi tidak menerus.
Baca: Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau per 26 -27 Januari 2019, Terjadi 6 Kali Gempa Hembusan
Berdasarkan pantauan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA), terakhir terkirim kode warna GREEN (hijau), terbit tanggal 3 Juni 2018 pukul 20.39 WIB.
Terkait dengan adanya aktivitas hembusan asap berwarna putih dengan ketinggian kolom asap setinggi 3768 m di atas permukaan laut atau sekitar 800 m di atas puncak.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)