"Kalau Liga 1 tidak tahu karena ini ranah eksklusif," ujar tersangka kasus pengaturan skor Dwi Irianto atau Mbah Putih.
Dalam perangkat pertandingan yang disinggung Mbah Putih termasuk komisi wasit yang mengawali sebuah pertandingan.
"Semua wasit mau diajak kompromi,
"permintaan kalah dan menang yang dilakukan perangkat pertandingan ada teknis sendiri-sendiri. Kita harus cermat bener dengan wasit," tuturnya menambahkan.
Salah satu contoh teknis yang Mbah Putih ungkapkan ialah masalah durasi kick-off.
Mantan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ini mengaku menyesal atas perbuatan yang selama ini lakukan terkait pengaturan skor.
Ia melakukan ini atas dasar tidak paham.
Awalnya Ia hanya dimintai tolong, hingga akhirnya seperti ini.
"Saya menyesal. Dalam artian, saya tidak paham. Mohon maaf, saya awalnya dimintai tolong. Tapi akhirnya saya seperti ini. Baru saya sadar ini kejahatan setelah diskusi dengan penyidik," ungkapnya.
"Saya merasa saya tidak pernah menyakiti orang dan klub. Saya gak terbesit untuk melakukan kecurangan. Ini soal teknis
"Kalau saya boleh nangis, saya nagis. Saya bersalah melakukan ini," ungkap penyesalan dari Mbah Putih.
Seperti diketahui, Ketua Umum PSSI, Joko Driyono saat ini telah ditangkap kepoisian Satgas Anti Mafia Bola terkait kasus penghilangan barang bukti.
Menanggapi penangkapan yang terjadi pada Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, Mbah Putih secara pribadi merasa kaget.
Saat ini PSSI dikomandoi oleh Iwan Budianto yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil PSSI.
Pada akhir sesi wawancara, Mbah Putih mengatakan sosok yang akan menjadi Ketua Umum PSSI.
Menurutnya orang yang akan menjadi Ketua Umum PSSI haruslah mempunyai waktu yang cukup, bijak, tegas, bersih, dan mempunyai visi untuk memajukan sepak bola Indonesia.
(Tribunnews.com/Sina)