Heru menjelaskan, Satelit Nusantara Satu Memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band.
Ditambah dengan 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps.
Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara.
Sementara untuk Ku-Band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari delapan Spot Beam pada sistem HTS.
Selain itu, satelit yang diproduksi oleh Space System Loral (SSL) ini menggunakan platform SSL-1300-140 yang sanggup mengorbit selama lebih dari 15 tahun.
Satelit ini memiliki berat ketika peluncuran mencapai 4.100 kilogram.
Baca: Kehadiran Satelit Nusantara Satu Bakal Mendorong Percepatan Ekonomi di Daerah
3. Bermanfaat untuk Masyarakat di Pelosok
Dengan beroperasinya Nusantara Satu dinilai akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah dengan mendapatkan akses teknologi informasi.
Satelit Nusantara Satu akan digunakan untuk keperluan Pemerintah yang akan menyebarluaskan internet ke berbagai desa di Indonesia.
Selain itu, satelit tersebut juga digunakan untuk memperkuat Iayanan ritel PSN melalui produk Ubiqu dan Sinyalku.
Heru menjelaskan, saat ini sudah sekitar 3 ribu desa telah terkoneksi dengan Ubiqu.
Diharapkan pada akhir 2019, 10 ribu desa telah terkoneksi Ublqu dan sekitar 2020-2021 25 ribu desa telah terkoneksi.
“Kami memiliki Ubiqu dan Sinyalku dengan cakupan mulai dari ujung barat Sumatera hingga ujung timur Papua."
"Dari ujung utara Sulawesi hingga ujung selatan Nusa Tenggara."