Berikut ini empat fakta terbaru kasus Hasirmail yang dituduh memperkosa bidan YL. Orang tua datangi Polda hingga situasi Poskesdes pasca kejadian. Simak selengkapnya di sini!
TRIBUNNEWS.COM - Senin (25/2/2019), ayah Harismail, Hayan (61) melapor ke Propam.
Hal ini dilakukan Hayan lantaran ia merasa tak ada etikat baik untuk membesuk dan menyelesaikan masalah yang menimpa anaknya secara kekeluargaan.
Berikut ini rangkuman fakta terbaru yang telah dihimpun Tribunnews.com dari Sripoku.com pada Selasa (26/2/2019).
Baca: Tujuh Fakta Terbaru Harismail, Korban Salah Tangkap di Kasus Perkosaan Bidan
1. Ayah Harismail Datangi Polda
Harismail merupakan warga Pamulutan Barat Ogan Ilir yang menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi.
Ia dituduh sebagai pelaku pemerkosaan terhadap Bidan Desa berinisial YL.
Soal & Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Halaman 116 : Menemukan Arti Kosakata dengan KBBI
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Hal 101: Apa arti kosakata 'Mantra' dengan menggunakan KBBI?
"Iya sudah dilaporkan. Kami inginnya kasus penganiyaan anak saya ini diproses, sampai ada itikat baik dari pengeroyok," ungkap Hayan yang ditemui di RS Bhayangkara Palembang, Senin (25/2/2019).
Menurut cerita Hayan, sang anak sama sekali tak pengetahui kejadian pemerkosaan yang menimpa bidan YL.
Terlebih lagi karena tempat tinggal Haris dengan bidan YL berjarak 27 kilometer dan melewati delapan desa.
"Kenal tidak bertemupun tidak pernah dan rumahnya dimana juga tidak tahu."
"Tiba-tiba Haris dituduh sebagai pemerkosa dan parahnya lagi dipukuli. Malah pelaku ini mengaku dari Polda Sumsel," ungkapnya.
Baca: Update Kondisi Terakhir Harismail yang Dipaksa Mengaku sebagai Pemerkosa Bidan YL dan Dianiaya
2. Kapolda Sumsel Masih Lakukan Penyelidikan
Kapolda Sumatera Selatan,
menduga kuat jika aksi penculikan yang menimpa Haris dilakukan oknum polisi.
Meski begitu saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Dalam pemeriksaan itu, korban dipaksa untuk mengakui dia memperkosa, apa dasarnya oleh yang bersangkutan itu tidak jelas."
"Korban hanya diambil oleh sekelompok orang, dipaksa untuk mengakui dia yang memperkosa."
"Saya berpendapat ini oknum polisi, nggak mungkin preman nangkap orang kecuali keluarga dia keluarga korban" ujar Kapolda.
Kasus dugaan pemerkosaan terhadap Bidan desa YL, hingga kini masih terus dilakukan.
Penyidik dan Labfor juga masih mengumpulkan bukti-bukti yang kuat agar kasus ini bisa terungkap apakah bidan YL benar-benar diperkosa atau tidak.
3. Tak Tampak Petugas Kesehatan di Poskesdes
Bangunan Poskesdes yang berada tepat di pinggir jalan lintas Palembang - Indralaya Desa Simpang Pelabuhan Dalam Pemulutan masih terpasang garis polisi.
Dari pantauan Sripoku.com Selasa (26/2/2019) pukul 10.00 WIB tidak ada satu pun petugas kesehatan yang berada di lokasi.
Kondisi ini berbanding terbalik dibandingkan sebelum peristiwa yang menimpa bidan YL terjadi.
Poskesdes nampak ramai dikunjungi calon pasien yang ingin berobat.
Berdasarkan keterangan Sila (50) warga sekitar lokasi, bidan yang berinisial YL (27) sudah pulang dari Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Ia dirawat lantaran mengalami luka lebam dan shock usai dikabarkan menjadi korban peristiwa perampokkan dan pemerkosaan.
Sila mengaku cukup mengenal YL (27), akan tetapi tidak begitu paham mengenai kesehariannya apalagi masalah pribadi.
"Ya, paling-paling dia berbelanja ke warung untuk membeli keperluan pokok, itu aja," tutur Sila.
Perempuan paruh baya ini menyakini bila di tempat tinggalnya selama ini aman-aman saja, nyaris tidak ada peristiwa-peristiwa yang demikian sampai terjadi.
"Saya ini sudah puluhan tahun pak tinggal disini. Jadi paham betul kondisi keamanan disini. Akan tetapi kami tetap waspada," tambahnya.
Baca: Diculik,Dipukuli dan Dipaksa Mengaku Perkosa Bidan Desa, Harismail: Kenal pun Kami Tidak
4. Akan Ada Pengwalan untuk Bidan Desa
Menurut Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten OI, Hj Emmy Aryani SKM kedepannya IBI akan meminta kepada pihak terkait untuk memperketat keamanan.
Terutama untuk bidan-bidan desa yang ditugaskan di wilayah kerja Kabupaten OI.
Emmy menambahkan, pihaknya selama ini sudah melakukan koordinasi dan kerjasama dengan kepala desa selaku pemerintah setempat juga dengan masyarakat saat kami menugaskan bidan desa.
Terlebih lagi setiap tiga bulan sekali dilakukan pertemuan antara bidan desa dan kades juga tokoh masyarakat.
Selama ini tidak ada laporan apapun tentang bidan desa yang kita tempatkan di desa yang menyangkut kendala termasuk juga masalah keamanan bidan desa.
”Makanya kami sempat shok juga begitu mendengar kabar kejadian yang menimpa bidan desa tersebut,” ujar Emmy.
Untuk ke depannya, pihaknya akan memberikan pengawalan bagi bidan desa yang melakukan pelayanan terutama pada malam hari.
”Untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama malam hari harus mendapat pengawalan agar lebih aman," harap Emmy.
(Tribunnews.com /Bunga)