TRIBUNNEWS.COM - Gokmen Tanis, pria berusia 37 tahun kelahiran Turki ditangkap Kepolisian Belanda sebagai terduga pelaku penembakan di Utrecht, Belanda.
Mengutip Nederlandse Omroep Stichting ( NOS), polisi menggerebek rumah Gokmen Tanis di lingkungan Overvecht Senin (18/3/2019) sore waktu setempat.
NOS mengabarkan bahwa, dua minggu sebelum terjadi penembakan, Gokmen Tanis baru dua pekan keluar dari penjara atas tiga kasus, yakni pencurian sepeda, pencurian di toko sepeda.
Gokmen Tanis juga pernah terjerat kasus pemerkosaan pada tahun 2017.
Baca: Polisi Belanda Tahan Orang Ketiga Yang Diduga Terlibat Penembakan Trem di Utrecht
Korban pemerkosaan, Angelique (47) mengatakan ia dibebaskan beberapa hari setelahnya.
Gokmen Tanis ditahan selama enam pekan karena telah melanggar kondisi tertentu.
Namun atas bantahan dari pengcaranya, Gokmen Tanis dibebaskan.
Angelique mengaku dirinya merasa takut bahwa Gokmen Tanis akan menemuinya lagi setelah ia dibebaskan.
"Dia hanya gila, pengguna narkoba, sebut saja. Saya sudah memperingatkan polisi sebelumnya. Dia bukan teroris, tapi psikopat," kata Angelique mengutip NOS.
Kasus pemerkosaan itu bukanlah kali pertama Gokmen Tanis berurusan dengan polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.
Sejak tahun 2012, Gokmen Tanis telah ditetapkan sebagai tersangka atas beberapa kasus.
Baca: Penembakan yang Terjadi di Utrecht Belanda, Pelaku Penembakan Berhasil Ditangkap
Orang-orang yang tinggal di Kanaleneiland, tempat tinggal Gokmen Tanis menggambarkannya sebagai orang yang tidak stabil dan memiliki banyak masalah.
Berikut adalah daftar kasus kriminal yang dilakukan oleh Gokmen Tanis, dilansir NOS.
2012: pencurian truk
2013: percobaan pembunuhan, kemudian menembak dengan senjata api di apartemen di Kanaleneiland
2014: mengutil di Utrecht, meludah dan mengancam menjadi agen dan mengemudi di bawah pengaruh minuman keras
2015: menghancurkan jendela dan sel
2017: pemerkosaan
2018: pencurian sepeda dan pencurian di toko sepeda
Baca: Pria Terduga Pelaku Penembakan di Trem Utrecht Ditahan Polisi Belanda
Teman-teman Gokman Tanis mengatakan bahwa keadaannya berubah setelah perceraian dengan istrinya dua tahun lalu.
Dalam beberapa periode, ia hidup seperti seorang Muslim yang taat, menumbuhkan janggutnya, dan mengenakan jubah panjang.
Namun, di lain waktu dia mabuk-mabukan.
Sumber di Kanaleneiland mengatakan bahwa keluarga Gokmen Tanis menganut kultus Salafi.
Itu akan menjadi apa yang disebut Negara Khilafah, yang didirikan di Jerman pada tahun 90-an.
Ini adalah organisasi terlarang yang pemimpinnya telah diekstradisi ke Turki.
Di sana ia dijatuhi hukuman 17,5 tahun penjara.
Baca: Penembakan di Utrecht, Belanda: Masjid, sekolah dijaga ketat; tersangka ditangkap
Saudara laki-laki Gokmen Tanis khususnya dikatakan aktif dalam gerakan itu dan bertempur di Chechnya.
Di halaman Facebook-nya ada juga bendera jihadis, dengan teks 'Kemalis, Demokrat dan Sekuler terkutuk'.
Hingga kini belum diketahui secara pasti apakah aksi penembakan yang dilakukan Gokmen Tanis bermotif trorisme.
Koordinator Nasional untuk Anti-Terorisme dan Keamanan ( NCTV) Pieter-Jaap Aalbersberg tidak menutup adanya kemungkinan motif terorisme.
"Tingkat ancaman hingga (level) 5, hanya untuk provinsi # utrecht hingga 6 sore.
Pelaku masih dalam pelarian. Motif teroris tidak dikecualikan. Ikuti arahan dari otoritas setempat," tulis Pieter-Jaap Aalbersberg di Twitter.
Baca: Penembakan Trem di Utrecht Belanda, Polisi Curigai Pria Kelahiran Turki Ini Pelakunya
Kepolisan Utrecht menginformasikan lewat Twitter-nya bahwa kemungkinan motif terorisme menjadi salah satu bahan investigasi.
Ditanya tentang kemungkinan motif teroris, Perdana Menteri Mark Rute menjawab pihaknya akan menyelidiki hal itu sepenuhnya.
"Kami akan menyelidiki itu sepenuhnya, tetapi saya sangat prihatin," ujar Mark Rute.
Penembakan trem terjadi di Utrecht, Belanda pada Senin (18/3/2019).
Penembakan tersebut menewaskan 3 orang, dan 5 orang terluka.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)