"Sudah tidak ada dua kubu sejak 2016. Jadi secara legal formal, kami (PPP) itu hanya satu," ungkapnya.
Suharso menilai saat ini konsentrasi partai sedang terpecah dengan sejumlah masalah.
Satu di antaranya terkait Romahurmuziy yang diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP karena kasus korupsi.
Oleh karena itu, ia ingin memastikan jajaran partai merapatkan barisan.
"Partai ini bisa tidak punya konsentrasi untuk menghadapi agenda politik yang luar biasa ini. Kita harus mempertahankan diri eksis di dalam kancah politik nasional ini," ujarnya.
Suharso mengakui memperjuangkan keberadaan dan kesuksesan partai merupakan hal yang berat.
Ia juga menilai militansi jajaran partai menurun.
Baca: Survei Litbang Kompas: PSI Partai Baru Paling Ditolak Masyarakat
Oleh karena itu, ia meminta jajaran partai untuk bangkit dan bekerja lebih keras.
Ia mengingatkan, PPP memiliki kiprah yang baik di peta politik Indonesia.
"Mari kita buktikan pada tanggal 17 April itu. Kita buktikan, sejarah panjang kita footprint kita di dalam kancah politik."
"Hanya dengan itu kita bisa bangkit kembali," ungkapnya.
Suharso berjanji akan terjun langsung ke berbagai daerah untuk menarik dukungan suara dari masyarakat.
Ia ingin memastikan apakah mesin partai bekerja maksimal di daerah.
"Saya ingin tahu apakah saudara-saudara bekerja betul, hanya dengan cara check and recheck itu. Mudah-mudahan itu bagian dari tugas utama saya untuk 17 April mendatang," katanya.
Baca: Tanggapan Sejumlah Pihak Parpol terhadap Hasil Survei Litbang Kompas, Demokrat Sedih dan Kecewa