Update kasus dosen UNM bunuh Siti Zulaeha! Suami sebut pelaku bohong besar hingga rekan akan diperiksa.
TRIBUNNEWS.COM - Dosen Universitas Negeri Makassar (UNM), Wahyu Jayadi, kini masih menjalani pemeriksaan terkait pembunuhan rekan kerjanya, Siti Zulaeha.
Dari hasil pemeriksaan psikologi, tim psikiatri menemukan fakta baru mengenai motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi.
Selain Wahyu Jayadi, suami korban serta rekan juga dilakukan pemeriksaan.
Suami Siti Zulaeha, Sukri Tenri Gau (43), menuturkan jika Wahyu Jayadi melakukan kebohongan besar.
Rencananya, hari ini Kamis (28/3/2019), dua orang lain akan diperiksa untuk mendalami motif sesungguhnya dari pembunuhan tersebut.
Berikut fakta terbaru dosen UNM bunuh Siti Zulaeha dirangkum Tribunnews.com dari TribunTimur.com.
1. Suami korban sebut pelaku bohong besar
Suami Siti Zulaeha, Sukri Tenri Gau, juga menjalani pemeriksaan di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Baca: Polres Gowa Jadwalkan Panggil Rekan Kerja Siti Zulaeha terkait Proyek Sertifikasi Guru
Baca: Terungkap, Dosen UNM Nekat Bunuh Rekan Kerjanya Siti Zulaeha Gara-gara Ditampar
Sukri menyebut Wahyu Jayadi melakukan kebohongan besar.
Hal tersebut menanggapi pernyataan Wahyu Jayadi yang mengaku dititipi Siti Zulaeha oleh ibunya.
Menurut Sukri, Wahyu Jayadi tidak pernah diberi pesan untuk menjaga Siti.
"Itu adalah kebohongan besar yang dibuat-buat pelaku," kata Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).
Sukri menegaskan, pesan Ibu Zulaeha meminta Wahyu Jayadi menjaga Zulaeha adalah tidak benar.
Menurut Sukri mendiang istrinya tidak memiliki hubungan darah dengan Wahyu Jayadi.
Ibu Siti Zulaeha disebut sudah meninggal dunia sebelum korban dan pelaku saling kenal.
"Secara darah tidak ada hubungan pelaku dengan almarhum. Mertua saya meninggal sebelum pelaku dan almarhumah baru kenal," kenang Sukri.
"Tahun 2006 meninggal. Almarhumah belum kenal dengan pelaku. Jadi bagaimana bisa dititipi," sambung Sukri.
Sukri menegaskan jika hubungan istrinya dan Wahyu Jayadi hanyalah rekan satu kantor, tetangga rumah.
Mereka juga berasal dari kampung yang sama.
"Tetapi istri saya tidak memiliki hubungan darah dengan pelaku," tegas Sukri.
Sukri menyayangkan tindakan keji yang dilakukan oleh pelaku.
Sebelumnya, Wahyu sebelumnya mengaku mendapat amanah untuk jaga Zulaeha Djafar.
Pernyataan Wahyu ketika itu disampaikan usai diamankan tim Resmob Polda Sulsel.
Baca: Tak Ada yang Berani Menyentuh Meja Kerja Siti Zulaeha Sebelum Datang Penyidik
Baca: Rumah Wahyu Jayadi Kosong, Istri dan Empat Anaknya Pergi Sejak Kabar Pembunuhan Siti Zulaeha Merebak
Wahyu mengaku menjaga Zulaeha sebagai adik sesuai pesan ibu Zulaeha.
2. Wahyu Jayadi emosi dan tersinggung
Wahyu Jayadi telah menjalani pemeriksaan psikologis di RS Bhayangkara Makassar.
Dari hasil pemeriksaan psikologis ini, tim psikiatri menemukan fakta baru mengenai motif pembunuhan yang dilakukan Wahyu Jayadi.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara atau Karumkit Bhayangkara Kombes Pol Farid Amansyah menuturkan, Wahyu Jayadi nekat menghabisi nyawa Siti Zulaeha Djafar karena emosi dan tersinggung karena dilecehkan harga dirinya.
Wahyu Jayadi memuncak ketika korban kemudian menamparnya.
Ia kemudian membalas dengan mencekik leher korban hingga tewas.
"Jadi motifnya tersinggung dan harga diri," kata Kombes Pol Farid Amansyah dalam keterangan tertulis yang diterima TRIBUN-TIMUR.COM, Selasa (26/3/2019).
3. Siti Zulaeha sering curhat kepada suami tentang sikap pelaku
Saat diperiksa oleh pihak kepolisian, suami Siti Zulaeha mengungkapkan jika istrinya kerap curhat tentang rekan kerjanya tersebut.
Sukri Ten Gau, suami Siti Zulaeha, menyebut jika korban dan pelaku pernah terlibat dalam kepanitiaan proyek sertifikasi guru SMA di kampus tempat mereka bekerja, UNM.
Wahyu Jayadi disebut kerap tidak puas dengan keuntungan yang diterima dalam pengadaan barang.
"Korban dan tersangka masuk dalam kepanitiaan kegiatan proyek di kampus UNM untuk sertifikasi guru-guru SMA," kata Kasubag Humas AKP M Tambunan.
Baca: 5 Fakta Terbaru Dosen UNM Bunuh Siti Zulaeha, Pengakuan Pelaku hingga Kejiwaannya akan Diperiksa
Baca: Mengapa Dosen Wahyu Buang iPhone Siti Zulaeha Usai Membunuhnya?
Siti Zulaeha sering bercerita mengenai masalah tersebut kepada sang suami.
Korban disebut tertekan terhadap sikap Wahyu Jayadi.
"Korban sering curhat kepada suami tentang pengadaan barang dan tersangka tidak puas dengan keuntungan yang diterimanya," tandasnya.
4. Rekan kerja akan diperiksa
Satreskrim Polres Gowa terus mendalami kasus pembunuhan tersebut.
Penyidik Satreskrim Polres Gowa menjadwalkan pemeriksaan terhadap rekan kerja korban di kampus UNM, Kamis (28/3/2019) hari ini.
Kasatreskrim Iptu Muh Rivai mengatakan, pemeriksaan ini dilakukan untuk menggali lebih mengenai hubungan korban dan pelaku, serta masalah pekerjaan antara keduanya.
"Untuk pemeriksaan tambahan, hari ini kami rencanakan pemeriksaan saksi dari pihak kampus dalam hal ini rekan kerja korban," kata Iptu Muh Rivai kepada Tribun Timur.
"Kita sudah rencanakan paling sedikit dua orang. Yang kami panggil adalah rekan satu ruangan dan atasan korban untuk mengetahui sejauh mana aktivitas korban di kantornya," sambungnya.
Sebelumnya, Siti Zulaeha yang merupakan staf Bagian Rumah Tangga pada Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) UNM dibunuh oleh Wahyu Jayadi.
Wahyu Jayadi merupakan dosen UNM.
Keduanya tinggal di perumahan yang sama.
Rumah Wahyu Jayadi di blok E nomor 17, sedangkan rumah Siti Zulaeha Djafar di blok F nomor 8.
Siti Zulaeha dibunuh pada Kamis (21/3/2019).
Jasad Siti baru ditemukan pada Jumat (22/3/2019) dalam mobil SUV merek Daihatsu Terios yang terparkir di Jalan Poros Japing tepatnya di depan gudang miih pengembang perumahan Bumi Zarindah, Dusun Japing, Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Gowa, Sulawesi Selatan.
Saat ditemukan kondisi jasad Siti sudah membengkak dan kepada diikat sealt belt (sabuk pengaman).
(Tribunnews.com/Miftah)