TRIBUNNEWS.COM - Salah satu musisi tanah air Deddy Dores meninggal dunia pada Selasa (18/5/2016) sekitar pukul 23.45 WIB di salah satu Rumah Sakit Bintaro Tangerang Selatan.
Nama Deddy seolah tak bisa dipisahkan dari Nike Ardilla. Deddy bahkan mengakui kalau ia bisa menopang hidupnya karena Nike.
Pengakuan ini seperti dikutip Tribunnews.com dari deddydores.blogspot.co.id,
Tulisan yang diposting 2007 silam ini menuliskan Deddy Dores ujungnya menjadi pesaing terdepan dari nama-nama yang pernah tenar sebagai penemu 'warna tema cinta' pencipta lagu pop Indonesia, setara dengan Rinto Harahap, Pance Pondaag dan Obbie Messakh masih bisa bersinar karena lagu pop.
Tatkala 3 nama di depan telah surut pamornya, Deddy Dores tetap berada di depan, bahkan banyak orang menyebut Deddy Dores adalah tallentscout penyanyi pop (terutama) perempuan yang paling awet bertahan.
Namanya kondang sejak Deddy Dores men-direct penyanyi jelita almarhuman Nike Ardilla, lewat album Seberkas Sinar (1990), yang khabarnya terjual 300.000 copies.
Tahun 1992, Nike melepas album Bintang Kehidupan, masih dengan motor penggerak Deddy Dores. Astaga, album ini terjual 2 juta keping.
Album terakhir Nike Sandiwara Cinta dari data terakhir setelah meninggalnya Nike tahun 1995, terjual 2 juta keping juga. Di tangan Deddy Dores, Nike memang menjadi pop star untuk 6 album.
Deddy berhasil mencetak mega bintang baru di musik pop (pakai unsur rock sedikit), dengan formula lirik cinta yang manis, melodi standar dan keharusan lain: penyanyinya cantik.
Formula inilah yang melanjutkan pengembaraan Deddy Dores di peta musik pop negeri ini.
Lagu tema cinta, penyanyi jelita. Jika ada penyanyi laki-laki yang membawakan lagu karyanya, paling banter bernama Deddy Dores juga.
“Saya memang mengawali terjun ke musik pop lewat rekaman suara saya sendiri,“ ujar Deddy.
Pekerjaan itu dilakukannya pada tahun 1971, pada saat koceknya krisis karena grup Rhapsodia yang dibangunnya, belum menghasilkan dana bagus untuk menopang hidupnya.