TRIBUNNEWS.COM - Axel Andaviar resmi masuk dalam line up band Cokelat untuk mengisi posisi sebagai penggebuk drum.
Perasaannya campur aduk. Maklum, Cokelat bukan sekadar band besar di Indonesia dengan karyanya yang keren. Baginya, Cokelat adalah band idolanya sejak masih kanak-kanak.
"Yang gua rasain senang, takut, excited," ucapnya singkat.
Ia kemudian mengibaratkan sensasi jadi drummer Cokelat dengan seorang jomblo yang menolak terikat dalam sebuah hubungan. Namun, di luar dugaan, ia bertemu pasangan hidupnya.
"Akhirnya sekarang seperti menikah, di mana sekarang gua punya tanggung jawab untuk partner gua,” terangnya.
Tapi Cokelat, bukan sekadar ‘partner’ lagi buat Axel. Ia sudah mengenal lama band ini.
Jika menengok ke belakang, adalah lagu “Karma” yang pertama kali membuatnya ‘jatuh hati’, yang didengarnya sekitar tahun 2002 silam. Saat itu, “Karma” dan juga “Luka Lama” selalu mengiringi setiap kegiatannya sehari-hari.
“Yang gua ingat, lagu ‘Karma’ dan ‘Luka Lama’ ngiringin hampir setiap kegiatan gua dari berangkat sekolah, pulang sekolah, saat gua les ice skating, les renang, sampai gua nemenin nyokap gua belanja ada lagu itu. Karena pada waktu itu hampir setiap tempat umum yang punya speaker muterin lagu itu. Gua sendiri mulai bawain lagu ‘Karma’ sekitar tahun yang sama di acara pertunjukan seni di sekolah.”
Cokelat saat ini diperkuat formasi Edwin Marshal Sjarif (gitar), Ronny Febry Nugroho (bass), Jackline “J” Rossy (vokal) dan Axel Andaviar.
Axel sendiri secara resmi dibaptis sebagai personel tetap bertepatan acara peluncuran single terbaru Cokelat bertajuk “Peralihan Hati” di Bentara Budaya Jakarta, 22 September 2018.
"Peralihan Hati" juga sekaligus menandai kontribusi awal Axel dalam proses penciptaan lagu dan rekaman.
Di lagu itu, drummer kelahiran Bandung, 29 Oktober 1992 yang banyak terinspirasi permainan drum Tommy Lee (Motley Crue) dan Shannon Larkin (Godsmack) tersebut berkolaborasi dengan gitaris Edwin di penggarapan musik, sementara lirik ditulis oleh Jackline.
Axel mengakui ihwal keterlibatannya dalam penulisan lagu terjadi di luar dugaannya. Awalnya, ia hanya diminta oleh Edwin untuk membuatkan pola isian drum, yang lantas dibawa ke studio untuk jamming.
“Tapi kami merasa melodi di bagian vokal yang didapat di studio kurang, dan akhirnya kami mulai berlomba membuat langgam yang baru. Gua bikin enam versi yang semuanya gua rekam di voice note, tapi gua cuma kirim ke Jackline waktu itu, takut dianggap sok ikut-ikutan, karena gua belum jadi member. Tapi lama-lama gua beraniin kirim ke Edwin, dan di saat yang tepat waktu itu ada kerjaan bareng Ronny, jadi gua nyanyiin langsung dan ternyata mereka cocok dengan melodi yang gua buat,” papar Axel bangga.