Sebab, selama pertumbuhan ketiga anaknya, Alya tidak menampik kalau mereka banyak keluhan yang mengharuskannya ada disamping anak-anak.
"Saya dulu sama Adjani, anak saya yang paling besar, ternyata dia banyak keluhannya ke saya. Jadi banyak belajar dari situ. Ternyata anak-anak itu lebih banyak butuh ibunya. Jadinya ya saya nyaman begini," ujar Alya.
Anak Rasa Sahabat
Alya menambahkan setelah Adjani remaja dan beranjak dewasa, ia mengaku menempatkan diri sebagai ibu dan juga teman putrinya.
Tujuannya adalah agar Adjani, bisa mencurahkan isi hatinya kepada sang ibunda.
"Saya lebih menempatkan diri ke dia sebagai teman, walaupun khususnya ya sebagai ibu di waktu-waktu tertentu. Banyak dapat cerita-cerita dari dia, karena Adjani itu terbuka, pokoknya dengan segala sesuatunya," ucapnya.
Keakrabannya dengan Adjani, membuat Alya merasakan dirinya dianggap oleh sang anak layaknya sebagai teman dekat, sahabat, dan juga kakak.
"Bahkan kadang-kadang saya ngerasa, 'aduh kayaknya lo kebanyakan cerita deh sama gue'. Tapi saya bersyukur sih, seenggaknya saya tau ini anak lagi kenapa," ungkapnya.
Karena kedekatan dengan Adjani layaknya sebagai sahabat, teman dekat, dan juga kakak, Alya mengaku dirinya sempat dikomplen anaknya sendiri.
Tetapi, Alya mencoba untuk menahan emosi Adjani dengan menceritakan masa lalunya, dimana ia menikah dengan suami pertamanya dan sudah melahirkan Adjani saat masih berusia 23 tahun.
"Adjani kadang komplen, tapi lama-lama dia sudah paham sih. Karena aku punya Adjani kan waktu itu masih muda banget. Ya mencoba memberikan penjelasan agar bisa menerimanya," ujar Alya Rohali. (ari)