Saat yakin ingin menikah dengan Yanti, ada satu yang menjadi penghalang yakni agama.
Chrisye non-muslim sementara Yanti muslim.
Soal ini, Chrisye berujar, "sebetulnya ada hal yang sudah mengusik saya, jauh sebelum bertemu Yanti. Yakni, krisis keimanan saya.
Di tengah kesibukan saya bermusik, sebetulnya saya merasakan kesepian yang misterius.
Saya seperti merindukan sesuatu yang tidak bisa saya gambarkan bentuknya.
Diam-diam saya menekuni agama Islam, hingga suatu saat saya menjadi sangat yakin. Saya ingin memeluk Islam.”
Keinginan itu ia pendam. Ia tak berani mengungkapkan, apalagi kepada orang tuanya.
"Saya pernah menangis semalaman karena memikirkan ini,” kata dia.
Susah-payah ia mengumpulkan keberanian menyampaikan ke ayahnya.
Tak ia nyana, "Papi memegang perkataannya dulu. Bahwa ia hanya dititipi anak oleh Tuhan. "Semua berpulang pada kamu’.”
Jadilah Chrisye mualaf. Pada tanggal 12 Desember 1982 Chrisye dan Yanti menikah di suatu acara bergaya adat Padang.
Kepecayaannnya pada Islam ia pegang hingga akhir hayatnya.
4. Menangis karena Surat Yaasin
Suatu saat, almarhum Chrisye sang penyanyi legendaris Indonesia minta Taufiq Ismail untuk menuliskan syair religi untuk satu lagunya.