TRIBUNNEWS.COM - Tak hanya artis Irish Bella yang mengalami kondisi kehamilan kembar satu telur yang dalam bahasa medis disebut Twin to Twin Transfusion Syndrome (TTTS), presenter Marissa Nasution sudah telebih dahulu mengalaminya.
Dilansir Grid.ID dari tayangan kanal YouTube MARISSA NASUTION yang diunggah pada Jumat (11/10/2019), Marissa Nasution menceritakan perjuangannya menghadapi TTTS hingga salah satu bayi kembarnya bisa selamat.
Marissa Nasution pertama kali didiagnosa kehamilan kembarnya mengalami TTTS pada bulan ke-4.
Baca: Momen Haru Irish Bella dan Ammar Zoni Ceritakan Wafatnya Sang Putri Kembar, Banjir Air Mata
Baca: Saat Heboh Pejabat TNI Dicopot karena Postingan Istri, Bella Saphira Tulis Soal Hormat Pada Atasan
"Waktu itu saya didiagnosa TTTS di bulan ke-4, jadi sudah sekita 16 17 minggu waktu itu kalau tidak salah dan saya selalu rutin check up di Jakarta,"
"Kita sempat babymoon ke New Zealand, dan sepulang saya pulang dari babymoon itu saya merasa kok perut saya besar sekali. Itu gejala pertama yang saya rasa 'ini salah, ini ada hal yang tidak beres'," awal cerita yang disampaikan Marissa.
Merasa ada sesuatu yang tidak beres pada kandungannya, ia lantas memeriksakan diri ke dokter.
"Habis itu kita langsung check up, dan dokter langsung bilang twin B tidak sebesar twin A,"
"Waktu itu dua-duanya masih hidup tapi ada ketidakseimbangan pada berat badan mereka, dimana Twin A lebih besar daripada Twin B,"
"Setelah di-check kita juga lumayan panik, dan kemungkinan besar ini ada TTTS," lanjut Marissa.
Saat didiagnosa mengidap TTTS, presenter berusia 33 tahun itu mengaku sempat kaget, dan sang suami pun langsung mencari tahu detail tentang kelainan kondisi kehamilan istrinya.
"Kita waktu pertama kali dengar TTTS langsung research semuanya. Suami research semuanya, dan inget kalau salah satu temannya di Singapura juga mengalami hal yang sama beberapa tahun," ujar Marissa.
Setelah divonis dokter mengidap TTTS, ia pun direkomendasikan untuk berobat ke Australia.
"Itu sangat jauh dan kita langsung memikirkan biayanya juga. Untungnya suami masih ingat ada satu teman yang mengalami hal yang sama,"
"Dia langsung email ke mereka dan mereka menyarankan satu dokter di Singapura. Kita langsung email ke dokternya, dan dokternya bilang 'okay datang, dan kita akan cek'," papar Marissa.