Dua hari setelah operasi, ada kabar buruk yang harus diterima Marissa Nasution terkait kondisi bayi kembarnya, dimana salah satu bayi kembarnya tidak bisa diselamatkan.
"Dua hari setelah operasi kita check up, waktu itu masuk ke ruangan USG, dokter cari detak jantung, dan bilang 'maaf, twin B tidak punya detak jantung lagi',"
"Kita sangat kaget. Kita berharap selama dua hari ini setelah operasi," kenang Marissa.
Dokter mengatakan, kondisi ini sesuatu yang tidak bisa diubah, sebab, pembagian plasentanya sendiri ternyata lebih banyak ke twin A.
Meski kaget, Marissa tetap menanyakan terkait tindakan medis selanjutnya yang harus ditempuh demi menyelamatkan twin A.
Dokter kemudian menjelaskan, meski twin B meninggal, namun ia tidak lantas dikeluarkan dari dalam kandungan.
Twin B akan tetap dilahirkan bersamaan dengan kembarannya yang selamat.
"Kalau koneksi ini diputuskan, ada juga beberapa koneksi di bawah dan di dalam plasenta yang dokter dengan operasi laser ini tidak bisa memutuskan,"
"Kondisi yang terjadi adalah, twin A yang dulu menjadi recipient merasa 'oh kok kembaran saya tidak ada?',"
"Jadi twin A ini bisa (berubah) menjadi donor (pemberi nutrisi ke twin B yang sudah mati). Kalau itu terjadi, dua-duanya akan meninggal dalam kandungan," lanjut terang Marissa.
Usai menerima kabar buruk itu, Marissa Nasution pun setiap dua hari sekali berkunjung ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi twin A.
"Setelah operasi, setelah twin B tidak ada, masalah TTTS ini masih bisa terjadi. Jadi kita harus check up, harus kontrol, harus melihat seperti apa perkembangan dari twin A ini, 'apakah dia bisa bertahan sampai minggu ke-37'," beber Marissa.
"Kalau di atas minggu ke-37 kita bisa langsung melahirkan twin A. Aku tetap rutinitas check up setiap dua hari sekali ke rumah sakit," imbuhnya.
Minggu ke-32, dokter bilang semuanya berjalan dengan baik, dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.