"Kalau buat kami yang langganan kebanjiran, kemarin termasuk yang lumayan parah," ucap Nycta.
"Karena biasanya kita nggak pernah kebanjiran di awal tahun."
"Kayaknya kita udah punya polanya kalaupun banjir itu kayak di bulan Februari, pokoknya nggak di Desember akhir atau awal Januari," lanjutnya.
Nycta dan keluarga saat banjir mulai merendam, tengah berlibur ke luar kota.
Sehingga, tak ada persiapan sama sekali untuk mengatasi banjir yang datang.
Beberapa perabotan rumah tenggelam karena menurut penjelasan Rizky, tinggi air di rumah mereka hingga sepinggang orang dewasa.
Nycta menjelaskan, biasanya apabila banjir datang, mereka dapat menyelamatkan beberapa barang.
Seperti mobil dan peralatan rumah yang sudah diletakkan di tempat yang lebih tinggi.
Tak hanya itu, beberapa dokumen penting pasti akan selalu diamankan.
"Waktu itu kemarin kita pas liburan di luar kota, jadi semuanya kelelep gitu aja sih yang bikin parah di tahun ini," tutur Nycta.
"Nggak ada persiapan, biasanya kalau banjir itu mobil selamat, peralatan-peralatan di rumah sudah dinaikkan, dokumen udah diamankan."
"Jadi banjir ya silakan banjir, nanti begitu banjirnya surut kita tinggal bebersih doang," ujarnya.
Akibat banjir yang merendam kediaman mereka, Rizky menuturkan terpaksa untuk pindah rumah baru mereka yang belum jadi 100 persen.
Alasan utama untuk segera pindah rumah adalah kondisi rumah pasca banjir yang tidak layak untuk ditinggali oleh anak Rizky dan Nycta.