News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kata Ki Kusumo Soal Pemilihan Ketua di Kongres Parfi

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ki Kusumo Minta Kongres Parfi Tidak Tabrak Aturan Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) akan menggelar kongres di Hotel Maharaja pada 10 Maret mendatang. Kongres mengagendakan pemilihan Ketua Umum dan pengurus Parfi periode 2020-2025. TRIBUNNEWS.COM/IST/FX ISMANTO

TRIBUNNEWS.COM - Panitia Pelaksana Kongres Dipercepat Parfi tahun 2020 meloloskan tiga nama sebagai calon Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) periode 2020-2025.

Mereka antara lain Lela Anggraini, Alicia Djohar dan Ayu Azhari. Ketiganya akan memperebutkan suara terbanyak pada kongres Parfi yang digelar di Hotel Maharaja, pada 10 Maret mendatang.

Aktor sekaligus produser film Ki Kusumo mengapresiasi langkah panitia dalam melakukan seleksi calon Ketua Umum Parfi.

Ia mengharapkan proses pemilihan dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur atau aturan.

Baca: Ki Kusumo Minta Kongres Parfi Tidak Tabrak Aturan

Baca: Cerita Melaney Ricardo, Ashraf Seperti Memberi Isyarat Kepergiannya Saat Perjalanan ke New York

“Kalau saya lihat dari calon Ketua Umum Parfi semua sudah memenuhi syarat, salah satunya adalah berstatus Anggota Biasa (AB), sekarang tinggal para pemilihnya,” tegas Ki Kusumo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/2/2020).

Bintang Film The Police Movie yang kini mempersiapkan film layar lebar "Lo Ban Teng" ini, menuturkan peserta kongres yang memiliki hak pilih juga harus berstatus AB.

“Jadi jangan ada rekayasa, yang tidak berstatus AB tiba-tiba punya kartu AB, yang tidak punya hak pilih tiba-tiba bisa memilih. Kan sekarang gaungnya Parfi pembaruan, jadi harus benar-benar bersih,” lanjut Ki Kusumo.

Parfi, menurut dia, adalah organisasi profesi bermartabat, berdemokrasi, dan bergengsi tinggi dalam tataran dunia keartisan. 

“Jangan ada gaya-gaya lama seperti politik uang, jual beli suara saat kongres, intimidasi, premanisme atau mengedepankan kekuatan otot dan kekerasan. Ini dampaknya tidak main-main, karena bisa merusak mental pemilih dan membuat kongres tidak lancar.”

“Jadi kalau dari proses pemilihannya sudah bersih, nanti juga akan menghasilkan pemimpin yang baik,” tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini