Jadi kalau menurut saya, karena protokol belum ada yang fix. Menkomaritim bikin aturan soal produksi, tapi kita belum tahu. Menurut saya yang perlu duduk bareng itu asosiasi produser. Karena secara bisnis mereka terdampak duluan.
Ada crew saya, sekarang jadi bertani. Mau syuting sama kita harusnya April, tapi syutingnya belum bisa kita pastikan sekarang. Kita di situasi tidak jelas banget nih. Setelah PSBB transisi, ternyata angka PDP paling tinggi. Angkanya naik terus.
Bulan nanti kalau angkanya terus meningkat, apalagi kalau ada pejabat yang kena langsung waspada satu negara. Tadinya kan kita tenang-tenang saja sampai Menhub kita kena.
Kalau misalnya ada apa-apa lagi bisa juga tiba-tiba PSBB lagi. Yang pasti bukan lockdown lah, kalau lockdown kan negara mesti bayarin kita.
Proyek-proyek Anda di tahun ini banyak yang tersendat akibat corona?
April itu gua harusnya produce Dealova 2. 25-26 April itu harusnya buat Baby Blues sama Multivision. Di semester II ini ada Yakin Nikah, jadwal syutingnya sekitar Agustus.
Waktu itu sempat kita bikin series Netflix, yang kemudian Netflix di Singapura saja masih pada di rumah. Akhirnya tidak bisa di follow up. Akhir tahun sudah ada dalam level develop sesuatu sama Visinema. Begitu pandemi segala macem, kita mau bikin untuk ngisi bioskop online.
Baca: Merek Dagangnya Bermasalah, Pihak Ruben Onsu Klaim Masih Bisa Buka Gerai Ayam Geprek, Kok Bisa?
Itu mengganggu jadwal untuk artisnya, krewnya, dan lain-lain?
Pasti mengganggu, karena kita ngomongin di atas kertas. Itu saya syuting April, harusnya sama Aurelie, terus Tanta Ginting. Ini kalau diundur jadi Juni, ya mereka belum tentu bisa karena bentrok dengan jadwal lain. Sekarang Juni aja belum tentu juga bisa. Sementara Juni itu mungkin dia sama PH (Production House) lain.
Itu susah jawabnya. Karena kontraknya force majeur (sesuatu yang tidak terduga). Pasal yang belum tentu dibaca kan sama orang. Sampai akhirnya terjadi. Ya sampai hari ini Multivision belum hubungi, salah satunya karena kantornya sendiri belum buka. Yang pasti proyek mundur. Katanya mereka baru mulai proyek itu Januari 2021
Dampaknya sebesar apa?
Dampaknya gede. Sekarang bioskop saja sudah beberapa Minggu. Misal 15 Minggu tutup. Per Minggu ada 2 film. Berarti ada 30 film, ada 30 pekan diundur. Beberapa produser tahan sampai tahun depan.
Praktis income atau pendapatan berkurang, lalu bagaimana 'mengakali' situasi ini?
Itu memang harus asosiasi produser yang harus duduk bareng untuk mencari solusi. Tapi tetap saja film nonton di bioskop, selain prestige, pertarungan sesungguhnya film ya di situ. Kayak kita lihat film Dylan sampai tembus 6 juta penonton. Tapi di Netflix belum tentu.