Pasukan tentara yang mengepung rumah Pandjaitan disebut berasal dari satuan Cakrabirawa, pasukan khusus pengawal Presiden Soekarno.
Saat sudah berada di hadapan para tentara, Pandjaitan diminta untuk segera naik ke truk yang akan mengantarkannya ke Istana.
Mereka mengatakan, Jenderal berbintang satu itu dipanggil oleh Presiden Soekarno karena kondisi darurat.
Sebelum itu Pandjaitan menyempatkan diri untuk berdoa yang menyebabkan para tentara semakin marah.
Seorang tentara memukulkan popor senjata, akan tetapi oleh Pandjaitan ditepis sebelum menghantam wajahnya.
Tentara yang lain marah.
Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat itu ditembak.
DI Pandjaitan kemudian tewas.
Jenazah Pandjaitan dimasukkan dalam truk dan dibawa pergi.
Catherine, yang merupakan putri sulung DI Pandjaitan, menyaksikan sendiri peristiwa penembakan ayahnya tersebut.
Setelah sekelompok tentara tersebut pergi, ia mendatangi tempat ayahnya ditembak.
Catherine memegang darah ayahnya penuh haru dan tangis, lalu mengusapkannya ke wajah.
Itulah salah satu adegan dalam film G30S.
Bagian kedua film mengisahkan tentang penumpasan pemberontakan.