Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor Al Fathir Muchtar mengutarakan sosok penulis novel Lupus, Hilman Hariwijaya.
Pesinetron sekaligus presenter ini mengutarakan awal kisah perkenalannya dengan Hilman Hariwijaya.
Kala itu dirinya sempat ditawarkan untuk bermain dalam film Lupus pada 1994 silam.
Baca juga: Al Fathir Muchtar Kaget Saat Dengar Hilman Hariwijaya Meninggal Dunia
Baca juga: Baru Dinikahi Sebulan Lalu, Dewi Natalia Menangis di Makam Hilman Lupus
Namun, Al Fathir Muchtar menolak ajakan tersebut karena dirinya tengah fokus untuk mengejar karir pendidikan di bangku sekolah.
"Selaknuprofesinya sebagai penulis berbakat, saya sempat dapat tawaran lupus tahun 94, akhinya Oka yang dapat, kebetulan waktu itu saya masih fokus sama sekolah jadi engga bisa terima tawaran beliau," ucap Al Fathir Muchtar saat ditemui di TPU Jombang, Tangerang Selatan, Rabu (9/3/2022).
Hingga akhirnya ia kembali ditawarkan untuk menjadi pemeran dalam tulisan cerita Hilman Hariwijaya berjudul Anak Jalanan.
"Penginnya sih dapat peran Lupus tapi adalah sedikit cerita sama beliau. Eh akhirnya memainkan cerita beliau di anak jalanan," tutur Al Fathir Muchtar.
Kendati demikian, Al Fathir mengagumj semua tulisan karya Hilman Hariwijaya.
Baca juga: Hilman Hariwijaya Penulis Lupus Meninggal, Unggahan Terakhirnya Tetap Ceria Saat Terbaring Sakit
Baca juga: Al Fathir Muchtar dan Umar Lubis Setia Ikuti Prosesi Makam Hilman Hariwijaya
Bahkan, Al Fathir mengenang sosok penulis cerita handal itu sebagai seorang yang ramah dan murah senyum kepada semua orang.
Tidak hanya itu, sosok Hilman adalah senior yang mampu merangkul juniornya dalam beradu akting dalam karya yang dibuatnya.
Terlebih kepada dirinya yang menurutnya telah dianggap sebagai anak untuk tempat mencurahkan semua isi hatinya.
"Kalau pribadinya beliau sangat ramah, murah senyum, dan tidak menganggap kita hanya pemain wayang ya," ungkap Al Fathir Muchtar.
"Tapi dia memang juga menjadikan saya sahabat, jadi adik, terutama istri juga dekat sekali sama beliau, sering ngobrol bareng, curhat segala macam jadi," sambungnya.
Atas kepergian Hilman Hariwijaya selamanya membuat hatinya dirundung duka, kini ia hanya bisa mengingat momen manis kala berdua dengan Hilman Hariwijaya.
"Ya cukup kehilangan. Momen momen itu akan menjadi memori selamanya," pungkasnya.